Rasio wirausaha muda 2014 akan ditingkatkan jadi 2,5%
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah menargetkan untuk meningkatkan rasio jumlah wirausahawan pada 2014 hingga mencapai 2,5 persen dari sebelumnya 1,65 persen pada Maret 2013 dari seluruh penduduk Indonesia.
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Syarief Hasan di Hotel Ayana, Bali, Sabtu (5/10/2013).
"Kita fokus pada peningkatan rasio wirausaha dari sebelumnya 4,09 juta atau 1,65 persen pada Maret 2013 menjadi 6,3 juta orang atau 2,5 persen pada 2014," ujar Syarief.
Karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan seluruh perguruan tinggi (PT) untuk menginkubasi dan membina para calon pengusaha sejak di bangku pendidikan.
"Jadi kalau zaman dulu mahasiswa pola pikirnya kapan lulus, akan kita ubah menjadi filosofi kapan saya memiliki bisnis," jelas dia.
Sebagai Menteri yang mengurus hal tersebut, Syarief berjanji akan terus melakukan bimbingan, pengawasan, dan melatih para calon wirausahawan muda tersebut agar dapat membuat bisnis yang bernilai.
"Kalau hal tersebut dapat kita lakukan, saya yakin kita akan berhasil mengurangi angka kemiskinan di masa depan," pungkasnya.
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Syarief Hasan di Hotel Ayana, Bali, Sabtu (5/10/2013).
"Kita fokus pada peningkatan rasio wirausaha dari sebelumnya 4,09 juta atau 1,65 persen pada Maret 2013 menjadi 6,3 juta orang atau 2,5 persen pada 2014," ujar Syarief.
Karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan seluruh perguruan tinggi (PT) untuk menginkubasi dan membina para calon pengusaha sejak di bangku pendidikan.
"Jadi kalau zaman dulu mahasiswa pola pikirnya kapan lulus, akan kita ubah menjadi filosofi kapan saya memiliki bisnis," jelas dia.
Sebagai Menteri yang mengurus hal tersebut, Syarief berjanji akan terus melakukan bimbingan, pengawasan, dan melatih para calon wirausahawan muda tersebut agar dapat membuat bisnis yang bernilai.
"Kalau hal tersebut dapat kita lakukan, saya yakin kita akan berhasil mengurangi angka kemiskinan di masa depan," pungkasnya.
(izz)