Omzet penjualan oleh-oleh haji naik 50%
A
A
A
MUSIM haji telah tiba tahun ini. Ribuan umat muslim di Indonesia berbondong-bondong menuju ke tanah suci Makkah untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima itu.
Selama berhari-hari mereka akan meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara. Tak ayal, ketika akan pulang ke Indonesia, ribuan jemaah haji akan selalu membawa berbagai barang khas dari Makkah sebagai oleh-oleh.
Namun sayang, jarak yang jauh dan juga adanya pembatasan barang bawaan selalu menjadi kendala. Kadang, tak banyak barang yang dapat dibawa sebagai cindera mata kepada handai taulan di Indonesia.
Hal itulah yang menginspirasi Ika Pramesti, mendirikan toko pusat oleh-oleh dan perlengkapan haji di Kota Semarang. Bertempat di Jl Sriwijaya No 98 Kota Semarang, toko bernama Muzdalifah tersebut selalu terbuka untuk melayani para jemaah yang ingin membeli oleh-oleh atau pelengkapan ibadah haji.
"Saya sudah memulai usaha ini sejak satu tahun yang lalu, saat ini Alhamdulillah hasilnya lumayan bagus dan menjanjikan," kata dia kepada Koran Sindo saat mengunjungi tokonya, belum lama ini.
Ika mengaku, bisnis tersebut dia mulai karena kesal kepada petugas yang tidak memperbolehkannya membawa oleh-oleh khas kota Makkah. Padahal, waktu itu dia yang pergi menunaikan ibadah Umroh ingin sekali memberikan hadiah khas kepada sanak saudara dan tetangga.
"Melihat hal itu, saya jadi kepikiran untuk membuat usaha ini, tujuannya untuk membantu jemaah haji asal Kota Semarang agar tidak mengalami nasib seperti saya, mereka akan dengan mudah mendapatkan oleh-oleh khas haji di sini," imbuhnya.
Saat musim haji seperti ini, Ika mengaku penghasilannya semakin bertambah. Omzet dari berjualan oleh-oleh dan perlengkapan khas haji ini naik 50 persen dari hari-hari biasa. Sebab, di musim ini banyak sekali jemaah yang mengunjungi kiosnya.
"Saat ini, kebanyakan pembeli adalah calon jemaah haji. Biasanya membeli perlengkapan ibadah di sana, nanti kalau sudah waktunya pulang, biasanya mereka langsung memborong oleh-oleh di sini," paparnya.
Di tempat itu, hampir semua barang-barang yang dijajakan Ika berbau arab dan Timur Tengah. Beraneka macam barang seperti baju ihrom, sarung, peci, tasbih, sajadah, kaos dan semua barang di sana memiliki motif Makkah.
Tidak hanya itu, berbagai oleh-oleh yang wajib dibawa jamaah haji Indonesia seperti air zam-zam, kurma, kacang fustuk, kismis, gantungan kunci, minyak wangi, boneka unta, gerabah, lampu hias dan berbagai oleh-oleh lainnya juga semua tersedia di tempat itu.
"Semua kami impor langsung dari Arab, terutama air zam-zam dan makanan seperti kurma dan kismis. Meskipun di Indonesia ada distributornya, kami tidak mau mengambil risiko, ini demi menjaga kualitas barang kami," ujar dia.
Harga yang diberikan Ika juga tidak jauh kalah saing dengan harga di toko lain. Bahkan jika dibanding dengan di Makkah atau Madinah, harga oleh-oleh ini dan perlengkapan haji di tokonya dijamin lebih murah.
"Harganya lebih mahal di sana, kalau tidak percaya silakan di coba saja," pungkasnya sambil tersenyum.
Selama berhari-hari mereka akan meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara. Tak ayal, ketika akan pulang ke Indonesia, ribuan jemaah haji akan selalu membawa berbagai barang khas dari Makkah sebagai oleh-oleh.
Namun sayang, jarak yang jauh dan juga adanya pembatasan barang bawaan selalu menjadi kendala. Kadang, tak banyak barang yang dapat dibawa sebagai cindera mata kepada handai taulan di Indonesia.
Hal itulah yang menginspirasi Ika Pramesti, mendirikan toko pusat oleh-oleh dan perlengkapan haji di Kota Semarang. Bertempat di Jl Sriwijaya No 98 Kota Semarang, toko bernama Muzdalifah tersebut selalu terbuka untuk melayani para jemaah yang ingin membeli oleh-oleh atau pelengkapan ibadah haji.
"Saya sudah memulai usaha ini sejak satu tahun yang lalu, saat ini Alhamdulillah hasilnya lumayan bagus dan menjanjikan," kata dia kepada Koran Sindo saat mengunjungi tokonya, belum lama ini.
Ika mengaku, bisnis tersebut dia mulai karena kesal kepada petugas yang tidak memperbolehkannya membawa oleh-oleh khas kota Makkah. Padahal, waktu itu dia yang pergi menunaikan ibadah Umroh ingin sekali memberikan hadiah khas kepada sanak saudara dan tetangga.
"Melihat hal itu, saya jadi kepikiran untuk membuat usaha ini, tujuannya untuk membantu jemaah haji asal Kota Semarang agar tidak mengalami nasib seperti saya, mereka akan dengan mudah mendapatkan oleh-oleh khas haji di sini," imbuhnya.
Saat musim haji seperti ini, Ika mengaku penghasilannya semakin bertambah. Omzet dari berjualan oleh-oleh dan perlengkapan khas haji ini naik 50 persen dari hari-hari biasa. Sebab, di musim ini banyak sekali jemaah yang mengunjungi kiosnya.
"Saat ini, kebanyakan pembeli adalah calon jemaah haji. Biasanya membeli perlengkapan ibadah di sana, nanti kalau sudah waktunya pulang, biasanya mereka langsung memborong oleh-oleh di sini," paparnya.
Di tempat itu, hampir semua barang-barang yang dijajakan Ika berbau arab dan Timur Tengah. Beraneka macam barang seperti baju ihrom, sarung, peci, tasbih, sajadah, kaos dan semua barang di sana memiliki motif Makkah.
Tidak hanya itu, berbagai oleh-oleh yang wajib dibawa jamaah haji Indonesia seperti air zam-zam, kurma, kacang fustuk, kismis, gantungan kunci, minyak wangi, boneka unta, gerabah, lampu hias dan berbagai oleh-oleh lainnya juga semua tersedia di tempat itu.
"Semua kami impor langsung dari Arab, terutama air zam-zam dan makanan seperti kurma dan kismis. Meskipun di Indonesia ada distributornya, kami tidak mau mengambil risiko, ini demi menjaga kualitas barang kami," ujar dia.
Harga yang diberikan Ika juga tidak jauh kalah saing dengan harga di toko lain. Bahkan jika dibanding dengan di Makkah atau Madinah, harga oleh-oleh ini dan perlengkapan haji di tokonya dijamin lebih murah.
"Harganya lebih mahal di sana, kalau tidak percaya silakan di coba saja," pungkasnya sambil tersenyum.
(izz)