Aston Martin kembali alami kerugian
A
A
A
Sindonews.com – Produsen mobil asal Inggris, Aston Martin terus-terusan mengalami kerugian. Setelah tahun lalu rugi besar karena permintaan mobil-mobil high end menurun, pada 2013 ini mereka kembali merugi dengan jumlah yang tidak sedikit.
Seperti dikutip dari harian Telegraph, tahun lalu, kerugian sebelum pajak tercatat pada Desember 2012 mencapai angka 24,6 juta poundsterling atau sekitar Rp454 miliar lebih. Tahun ini kerugian sebelum pajak justru sudah mencapai angka 21,2 juta poundsterling atau sekitar Rp392 miliar.
Dengan tutup tahun yang tersisa sebentar lagi kemungkinan besar kerugiannya akan terus membesar. Menurut Telegraph, kerugian ini disebabkan oleh turunnya penjualan mobil-mobil Aston Martin. Penjualan turun hingga 9 persen yakni hanya sebesar 461,2 juta poundsterling atau sekitar Rp8,5 triliun.
Penjualan global juga turun dengan hanya mencapai penjualan sebesar 67.500 unit. Ini sangat kontras dengan penjualan tertinggi Aston Martin yang terjadi pada 2007. Di mana sebanyak 110 ribu unit Aston Martin bisa terjual.
Akibat kerugian ini, Aston Martin tidak bisa membagikan dividen kepada para shareholders. Namun mereka sudah membayar uang sebesar 30 juta poundsterling kepada investor mereka, yakni Investindustrial.
Sebelumnya, Investindustrial mengambil alih kepemilikan Aston Martin pada Desember tahun lalu dari perusahaan asal Kuwait, Investment Dar. Waktu itu uang yang digelontorkan mencapai 150 juta poundsterling atau sekitar Rp2,8 triliun.
Seperti dikutip dari harian Telegraph, tahun lalu, kerugian sebelum pajak tercatat pada Desember 2012 mencapai angka 24,6 juta poundsterling atau sekitar Rp454 miliar lebih. Tahun ini kerugian sebelum pajak justru sudah mencapai angka 21,2 juta poundsterling atau sekitar Rp392 miliar.
Dengan tutup tahun yang tersisa sebentar lagi kemungkinan besar kerugiannya akan terus membesar. Menurut Telegraph, kerugian ini disebabkan oleh turunnya penjualan mobil-mobil Aston Martin. Penjualan turun hingga 9 persen yakni hanya sebesar 461,2 juta poundsterling atau sekitar Rp8,5 triliun.
Penjualan global juga turun dengan hanya mencapai penjualan sebesar 67.500 unit. Ini sangat kontras dengan penjualan tertinggi Aston Martin yang terjadi pada 2007. Di mana sebanyak 110 ribu unit Aston Martin bisa terjual.
Akibat kerugian ini, Aston Martin tidak bisa membagikan dividen kepada para shareholders. Namun mereka sudah membayar uang sebesar 30 juta poundsterling kepada investor mereka, yakni Investindustrial.
Sebelumnya, Investindustrial mengambil alih kepemilikan Aston Martin pada Desember tahun lalu dari perusahaan asal Kuwait, Investment Dar. Waktu itu uang yang digelontorkan mencapai 150 juta poundsterling atau sekitar Rp2,8 triliun.
(izz)