Cari cadangan migas baru, pemerintah kembangkan mikroba

Selasa, 08 Oktober 2013 - 18:46 WIB
Cari cadangan migas...
Cari cadangan migas baru, pemerintah kembangkan mikroba
A A A
Sindonews.com - Lembaga Minyak dan gas atau (Lemigas) akan mengembangkan teknologi mikroba baru di Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak dan gas nasional.

Menurut Profesor Of Petroleum Biotech Lemigas, M Udiharto, mikroba dinilai dapat mencari sumur baru meningkatkan produksi migas. Seperti Amerika Serikat sejak 1994, negara adi kuasa ini telah mengembangkan fungsi mikroba untuk mencari cadangan migas baru.

"Sebetulnya sudah pernah dilakukan bahkan sudah ada yang terbukti. Tapi pengembangan masih harus ditingkatkan dengan melakukan penelitian," kata dia di Jakarta, Selasa (8/10/2013).

Bahkan, dia mengaku pencarian cadangan baru dengan mikroba telah dilakukan oleh beberapa kontraktor kontrak kerjasama (KKKS). Kendati begitu, masih dilakukan pengembangan kembali walaupun sudah menunjukan potensi tapi karena pengembangan teknonologi yang belum mamadai maka belum menunjukan keberhasilan.

"Mikroba sifatnya membantu EOR. Dengan mengangkat minyak dari dalam tanah keatas dengan bantuan injection sufaktan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati, Siti Nuramalijati Prijono mengatakan, pengembangan mikroba untuk produksi minyak itu didasarkan pada penelitian adanya larva-larva kumbang yang hidup di kayu-kayu keras, seperti kayu eboni di kawasan pegunungan Mekongga. Di dalam perut larva itu lalu diketahui adanya mikroba yang menghasilkan enzim pendegradasi kayu keras.

"Enzim yang dihasilkan mikroba itulah yang akan dimanfaatkan sebagai pendegradasi biomassa selulosa untuk produksi minyak," kata dia.

Analisis sementara terhadap enzim mikroba di perut larva itu mengandung amilase, invertase, maltase, laktase, selulase, hemicelulase, dan protease. Menurutnya, saat ini belum ada industri dalam negeri yang tertarik mengembangkan temuan tersebut.

"Penemuan ini sangat menarik bagi para periset dan ilmuwan Amerika Serikat. Bisa jadi, industri dari Amerika Serikat akan tertarik," katanya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0935 seconds (0.1#10.140)