Pertamina Tuntaskan Survei Seismik 3D Kepuh Percepat Kegiatan Eksplorasi

Minggu, 07 April 2024 - 19:53 WIB
loading...
Pertamina Tuntaskan...
Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina menyelesaikan Survei Seismik 3D Kepuh di Karawang. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina menyelesaikan Survei Seismik 3D Kepuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan di 131 desa di Karawang, Jawa Barat. VP Exploration Regional Jawa, Indra Yuliandri mengatakan Survei Seismik 3D Kepuh merupakan proyek strategis Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina untuk mendukung kegiatan eksplorasi masif dan agresif.

Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas dengan wilayah meliputi PHE ONWJ, PHE OSES dan Pertamina EP Jawa Barat. Area kerja Regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung dan Bangka Belitung, dan Jawa Barat. Survei seismik ini dengan pelaksana kerja Elnusa ini mempunyai luasan 501 kilometer persegi bertujuan untuk melakukan penambahan data bawah permukaan, guna mendukung pencarian sumber daya migas baru dengan new exploration play concept.

"Di seismik ini, kita mencari prospek berupa play stratigraphic trap pada objective Lower Cibulakan dan Jatibarang," kata Indra dalam pernyataannya Minggu (7/4/2024).



Menurut dia Survei Seismik 3D Kepuh berlokasi di area perkotaan padat pemukiman, persawahan, dan tambak. Karena itu, untuk mendapatkan data yang optimal, survei seismik ini dilakukan dengan menggunakan teknologi baru yang pertama kali di terapkan di Pertamina dan Indonesia.

Teknologi ini berupa penggunaan receiver autonomous node 5hz dan vibroseis sebagai pengganti sumber getar yang ramah lingkungan. Metode autonomous node ini menggunakan sistem sensor seismik dengan wireless technology receiver yakni berupa alat yang ditancapkan di permukaan tanah.

Dukungan teknologi ini menjadikan kegiatan survei eksplorasi dalam pencarian sumberdaya minyak dan gas bumi menjadi lebih ramah lingkungan dibanding metode seismik pada umumnya, yakni dengan menggunakan conventional receiver. Pasalnya wireless tidak ada penggunaan kabel-kabel yang menghubungkan antar receiver sehingga menghilangkan potensi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).



Sementara, Manager Exploration Planning & Operation Regional Jawa Muhamad Yanuar Mahardi mengatakan metode ini secara tata waktu sangat efektif dan tinggi produktifitasnya. Penggunaan metode ini, kata dia, dapat menyelesaikan program lebih cepat yakni Maret 2024 dari rencana April 2024. Secara budget juga sangat efisien dengan penghematan 5-10 persen dari Authorization For Expenditure (AFE). "100 persen program akuisisi terlaksana dengan jumlah titik perekaman sebanyak 25.356 shotpoint," kata dia.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1637 seconds (0.1#10.140)