Tahun ini PGN targetkan tambah dua SPBG
A
A
A
Sindonews.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyatakan tidak pernah mendapat kewenangan dari pemerintah untuk mengupayakan pengurangan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, PGN telah melakukan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) atau Mobilie Refueling Unit (MRU).
Head Of Corporate Communication PGN Ridha Ababil mengatakan, pembangunan SPBG yang pertama telah dilakukan di wilayah Lapangan Irti Monas, dan akan menambah dua unit SPBG yang masing-masing berlokasi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dan Ragunan, Jakarta Selatan.
"Kita coba bantu MRU untuk menarik masyarakat konversi BBM ke BBG, walaupun sampai saat ini PGN belum dapat penugasan transportasi," kata Ridha dalam media gathering PGAS di Restoran Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (8/10/2013).
Ridha menuturkan, investasi untuk satu unit SPBG dibutuhkan sekira Rp10 miliar. Dengan dana investasi tersebut, mampu membangun SPBG dengan kapasitas 1.200 meter kibik yang mampu di manfaatkan 100 mobil mini van dan 28 unit busway atau Trans Jakarta.
Selain itu, lanjut Ridha, harga gas yang dijual SPBG PGN terbilang lebih murah dari harga jual BBM jenis premium bersubsidi. Di mana, PGN menjual dengan harga Rp3.100 perliter setara dengan premium.
"Saat ini SPBY yang pertama sudah ada di bilangan irti monas, November yang lapangan Banteng dan Ragunan direncanakan beroperasi mulai Desember," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, kehadiran MRU ini adalah solusi bagi kendala pembangunan SPBG yaitu ketersediaan lahan dan mendekatkan jarak dengan pasar atau pengguna dalam kondisi emergency, selain itu MRU juga dapat digunakan untuk membantu armada transjakarta yang mengalami kekurangan BBG saat lokasinya berjauhan dengan SPBG.
"Rencananya fasilitas MRU yang disediakan oleh PGN ini akan dioperasikan pada tanggal 22 juni bertepatan dengan hari ulang tahun DKI Jakarta. Satu unit MRU terdiri dari compressor - dispenser system, storage system ukuran 10 feet dan 20 feet serta satu head truck dan trailler ukuran 20 feet," ujar Hendi belum lama ini.
Head Of Corporate Communication PGN Ridha Ababil mengatakan, pembangunan SPBG yang pertama telah dilakukan di wilayah Lapangan Irti Monas, dan akan menambah dua unit SPBG yang masing-masing berlokasi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dan Ragunan, Jakarta Selatan.
"Kita coba bantu MRU untuk menarik masyarakat konversi BBM ke BBG, walaupun sampai saat ini PGN belum dapat penugasan transportasi," kata Ridha dalam media gathering PGAS di Restoran Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (8/10/2013).
Ridha menuturkan, investasi untuk satu unit SPBG dibutuhkan sekira Rp10 miliar. Dengan dana investasi tersebut, mampu membangun SPBG dengan kapasitas 1.200 meter kibik yang mampu di manfaatkan 100 mobil mini van dan 28 unit busway atau Trans Jakarta.
Selain itu, lanjut Ridha, harga gas yang dijual SPBG PGN terbilang lebih murah dari harga jual BBM jenis premium bersubsidi. Di mana, PGN menjual dengan harga Rp3.100 perliter setara dengan premium.
"Saat ini SPBY yang pertama sudah ada di bilangan irti monas, November yang lapangan Banteng dan Ragunan direncanakan beroperasi mulai Desember," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, kehadiran MRU ini adalah solusi bagi kendala pembangunan SPBG yaitu ketersediaan lahan dan mendekatkan jarak dengan pasar atau pengguna dalam kondisi emergency, selain itu MRU juga dapat digunakan untuk membantu armada transjakarta yang mengalami kekurangan BBG saat lokasinya berjauhan dengan SPBG.
"Rencananya fasilitas MRU yang disediakan oleh PGN ini akan dioperasikan pada tanggal 22 juni bertepatan dengan hari ulang tahun DKI Jakarta. Satu unit MRU terdiri dari compressor - dispenser system, storage system ukuran 10 feet dan 20 feet serta satu head truck dan trailler ukuran 20 feet," ujar Hendi belum lama ini.
(gpr)