Bank Mandiri gali potensi di Asia Pasifik

Rabu, 09 Oktober 2013 - 09:36 WIB
Bank Mandiri gali potensi...
Bank Mandiri gali potensi di Asia Pasifik
A A A
Sindonews.com – Bank Mandiri ingin terus meningkatkan peran aktif dalam mengembangkan perekonomian nasional dengan mengoptimalkan potensi bisnis di kawasan Asia Pasifik.

Hal itu dilakukan lantaran ekspor impor negara-negara Asia Pasifik yang tergabung dalam Asia Pasific Economic Corporation (APEC) terhadap total perdagangan dunia mencapai 49,2 persen.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa berdasarkan data tersebut, Bank Mandiri juga terus berinovasi untuk mendukung peningkatan hubungan ekonomi antar negara-negara Asia Pasifik.

”Pertemuan pemimpin negara-negara yang tergabung dalam APEC ini merupakan momentum yang baik bagi Bank Mandiri dan Indonesia untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi,” kata Budi di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Rabu (9/10/2013).

Menurut Budi, besarnya kontribusi negara-negara APEC dalam perdagangan dunia tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut yang selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi dunia. Data pada tahun 2012 menunjukkan, ekonomi dunia tumbuh sebesar 3,2 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi negara-negara APEC rata-rata mencapai hampir 6 persen.

Kekuatan ekonomi APEC juga tergambar dari kontribusinya terhadap 55 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan sebagai kawasan tempat berdiamnya 40 persen dari total penduduk dunia.

Salah satu upaya yang dilakukan Bank Mandiri untuk meningkatkan hubungan ekonomi antar negara-negara anggota APEC adalah dengan membuat produk giro, letter of credit (LC) dan remitansi berbasis mata uang renminbi.

Untuk diketahui, pada Januari-Agustus 2013, nilai transaksi perdagangan ke China dan Hongkong melalui Bank Mandiri dengan menggunakan LC mencapai USD783,43 juta atau sekitar 15,5 persen dari total transaksi trade LC Mandiri. Sementara transaksi total trade finance (ekspor-impor LC dan non LC) pada periode yang sama tercatat sebesar USD41,02 miliar.

Bank Mandiri juga terus mendorong penguatan inklusi keuangan untuk memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat. Berdasarkan data Global Financial Inclusion Index 2012 dari World Bank, baru sekitar 20 persen dari penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun, menikmati akses jasa keuangan, sementara di China dan India masing-masing telah mencapai 64 persen dan 35 persen.

Rendahnya layanan keuangan di Indonesia tercermin dari jumlah rekening bank per 1.000 penduduk usia dewasa di Indonesia yang baru mencapai 505. Sementara di Malaysia dan Thailand mencapai 2.063 dan 1.449.

Hal yang sama juga tercermin dari rekening kredit per 1.000 penduduk usia dewasa yang baru mencapai 197 di Indonesia, sementara di Malaysia 964 dan di Thailand 272. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa, masih banyak yang harus dilakukan Indonesia untuk meningkatkan akses layanan keuangan kepada masyarakat.

“Melalui ajang APEC ini, kami berharap seluruh pihak dapat tergugah tentang pentingnya financial inclusion, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,” pungkas Budi.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0718 seconds (0.1#10.140)