Pengusaha transportasi Bali kurang dilibatkan di APEC
A
A
A
Sindonews.com - Ajang Konferensi Tingkat tinggi Asia Pasific Economic Coorporation (KTT APEC) Bali berlangsung sukses, baik dari sisi keamanan, kenyamanan hingga penyediaan sarana transportasi yang merupakan penunjang utama ajang MICE tingkat dunia.
"Kami penguasaha rental di Bali bangga mampu membantu suksesnya KTT, tapi sayang sekali dari sisi manajemen penyediaan transportasi, pemerintah pusat (panitia KTT) tidak melibatkan penuh pengusaha lokal. Kami tidak pernah diajak bicara," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Rental Kendaraan Indonesia (Asperkindo) I Nyoman Seniweca di Restoran Pondok Tempo Doeloe, Kuta, Bali, Rabu (9/10/2013).
Menurut Nyoman yang juga pemilik wirasana rental, total kendaraan yang dibutuhkan sepanjang KTT APEC (1-8 oktober 2013) mencapai 10 ribu unit untuk jenis bus besar/sedang, mobil kelas premium Alphard, Camry, Mercy dan Fortuner yang digunakan oleh Kedubes, CEO dan delegasi 21 negara anggota APEC.
"Diperkirakan biaya per hari transportasi KTT APEC mencapai Rp40 miliar lebih, dengan asumsi rata-rata Rp400 ribu dikalikan 10 ribu kendaraan," ujar Nyoman.
Nyoman menuturkan, meski Bali selalu dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara MICE tingkat regional maupun global, namun dari sisi management skill pengusaha jasa transportasi Bali masih minim, mengingat pemerintah pusat mengendalikan penuh kebutuhan kendaraan selama agenda MICE berlangsung.
Menurut Nyoman, ketersediaan kendaraan di Bali dikondisikan selalu kurang, sehingga kerap kali mendatangkan kendaraan dari luar Bali terutama dari Jawa.
"Kalau ketersediaan kendaraan diberikan full kepada kami (pengusaha transportasi) tentu kami sanggup. Tapi akses untuk menambah kendaraaan melalui fasilitas kredit kendaraan selalu dibatasi, ini kan capital flight jauh lebih besar ke luar Bali," keluh nyoman.
Sementara itu Nyoman menyatakan, anggota Asperkindo Bali mencapai 15 perusahaan dan itu belum termasuk perusahaan rental keluarga yang jumlahnya jauh lebih besar di seluruh Bali.
"Mereka jauh lebih banyak dibanding yang terdaftar. Potensinya jauh lebih besar jika mereka diberdayakan," pungkasnya.
"Kami penguasaha rental di Bali bangga mampu membantu suksesnya KTT, tapi sayang sekali dari sisi manajemen penyediaan transportasi, pemerintah pusat (panitia KTT) tidak melibatkan penuh pengusaha lokal. Kami tidak pernah diajak bicara," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Rental Kendaraan Indonesia (Asperkindo) I Nyoman Seniweca di Restoran Pondok Tempo Doeloe, Kuta, Bali, Rabu (9/10/2013).
Menurut Nyoman yang juga pemilik wirasana rental, total kendaraan yang dibutuhkan sepanjang KTT APEC (1-8 oktober 2013) mencapai 10 ribu unit untuk jenis bus besar/sedang, mobil kelas premium Alphard, Camry, Mercy dan Fortuner yang digunakan oleh Kedubes, CEO dan delegasi 21 negara anggota APEC.
"Diperkirakan biaya per hari transportasi KTT APEC mencapai Rp40 miliar lebih, dengan asumsi rata-rata Rp400 ribu dikalikan 10 ribu kendaraan," ujar Nyoman.
Nyoman menuturkan, meski Bali selalu dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara MICE tingkat regional maupun global, namun dari sisi management skill pengusaha jasa transportasi Bali masih minim, mengingat pemerintah pusat mengendalikan penuh kebutuhan kendaraan selama agenda MICE berlangsung.
Menurut Nyoman, ketersediaan kendaraan di Bali dikondisikan selalu kurang, sehingga kerap kali mendatangkan kendaraan dari luar Bali terutama dari Jawa.
"Kalau ketersediaan kendaraan diberikan full kepada kami (pengusaha transportasi) tentu kami sanggup. Tapi akses untuk menambah kendaraaan melalui fasilitas kredit kendaraan selalu dibatasi, ini kan capital flight jauh lebih besar ke luar Bali," keluh nyoman.
Sementara itu Nyoman menyatakan, anggota Asperkindo Bali mencapai 15 perusahaan dan itu belum termasuk perusahaan rental keluarga yang jumlahnya jauh lebih besar di seluruh Bali.
"Mereka jauh lebih banyak dibanding yang terdaftar. Potensinya jauh lebih besar jika mereka diberdayakan," pungkasnya.
(rna)