Harga minyak di Asia rebound

Kamis, 10 Oktober 2013 - 11:14 WIB
Harga minyak di Asia rebound
Harga minyak di Asia rebound
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia rebound di tengah harapan sebuah terobosan mungkin muncul dalam krisis anggaran AS, setelah Gedung Putih bergerak mengadakan pertemuan dengan pemimpin kongres.

Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik tujuh sen menjadi USD101,68 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, naik tujuh sen menjadi USD109,13 per barel.

WTI turun USD1,88 dan Brent menyusut USD1,10 pada Rabu (9/10/2013), setelah laporan terbaru stok minyak mentah AS menunjukkan kejutan build-up 6,8 juta barel. Tapi, para analis mengatakan perkembangan di Washington tetap menjadi fokus utama.

"Ada kekhawatiran lanjutan tentang kebuntuan anggaran AS akan mengurangi permintaan minyak di konsumen terbesar di dunia itu," kata Vanessa Tan, analis investasi Phillip Futures, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Kamis (10/10/2013).

Presiden Barack Obama duduk dengan DPR Demokrat pada Rabu, dan mengundang semua anggota DPR lainnya ke Gedung Putih untuk bekerja melalui perbedaan pendapat anggaran yang telah menyebabkan penutupan sebagian pemerintah.

Skenario untuk keluar dari shutdown termasuk RUU pendanaan jangka pendek pemerintah dan kenaikan debt ceilling, tapi sejauh ini belum ada konsensus terhadap salah satunya.

Kegagalan untuk menaikkan plafon utang pada tengat waktu 17 Oktober, berarti pemerintah tidak mampu membayar tagihan atau membayar utang-utangnya, menyebabkan default yang analis lihat bisa mengirim perekonomian dunia kembali dalam resesi.

"Masih belum ada kejelasan apakah Gedung Putih dan Partai Republik lebih dekat ke arah kompromi yang bisa mengakibatkan resolusi berkelanjutan atau keputusan untuk mengangkat plafon utang federal," kata Bank DBS dalam catatannya.

"Untuk saat ini, resolusi terlihat lebih mungkin jika kedua belah pihak bisa menjauh (dari tuntutan Republik untuk memotong hukum perawatan kesehatan Obama) dan bekerja menuju pemotongan belanja," tandas DBS.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7642 seconds (0.1#10.140)