CIMB Niaga: Indonesia punya amunisi untuk bangkit
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid menerangkan, deflasi yang terjadi pada September 2013 telah menjadi amunisi bagi ekonomi Indonesia untuk kembali bangkit di tengah tidak stabilnya kondisi ekonomi global.
Optimisme tersebut, kata Arwin juga didorong kondisi ekonomi yang kian positif yang tercermin dari neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2013 yang tercatat surplus.
"Sudah ada titik terang yang terjadi pada bulan Agustus. Kita neraca perdagangannya surplus. Kemudian ada deflasi pertama, padahal sebelumnya inflasi terus," kata Arwin di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (10/10/2013).
Dengan membaiknya sejumlah indikator ekonomi tersebut, Arwin menyatakan, berbagai kekhawatiran yang timbul di kalangan pelaku ekonomi sejak gejolak ekonomi muncul di Indonesia, seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), suku bunga acuan (BI rate) yang naik dengan cepat dan inflasi yang tinggi menjadi indikator munculnya gejolak ekonomi di dalam negeri, saat ini telah menemukan titik terang untuk segera diselesaikan.
"Sudah ada langkah yang dilakukan dari BI. Misalnya, upaya menaikkan BI rate dan menekan ekspestasi kenaikan laju inflasi, serta upaya untuk menjaga kestabilan rupiah," kata dia.
Optimisme tersebut, kata Arwin juga didorong kondisi ekonomi yang kian positif yang tercermin dari neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2013 yang tercatat surplus.
"Sudah ada titik terang yang terjadi pada bulan Agustus. Kita neraca perdagangannya surplus. Kemudian ada deflasi pertama, padahal sebelumnya inflasi terus," kata Arwin di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (10/10/2013).
Dengan membaiknya sejumlah indikator ekonomi tersebut, Arwin menyatakan, berbagai kekhawatiran yang timbul di kalangan pelaku ekonomi sejak gejolak ekonomi muncul di Indonesia, seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), suku bunga acuan (BI rate) yang naik dengan cepat dan inflasi yang tinggi menjadi indikator munculnya gejolak ekonomi di dalam negeri, saat ini telah menemukan titik terang untuk segera diselesaikan.
"Sudah ada langkah yang dilakukan dari BI. Misalnya, upaya menaikkan BI rate dan menekan ekspestasi kenaikan laju inflasi, serta upaya untuk menjaga kestabilan rupiah," kata dia.
(rna)