Saham MNC Group diyakini cepat bangkit
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang menegaskan, pelemahan yang terjadi atas saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) tidak akan berlangsung lama karena memiliki fundamental yang kuat.
Sementara terkait pelemah yang terjadi pada hari ini, Edwin memandang hal tersebut lebih dikarenakan sentimen ketidakfahaman market saja. Sehingga, lanjut dia, bila pasar telah diberikan pengertian, maka saham kedua emiten tersebut akan kembali ke harga wajar.
"Sebenarnya secara kinerja ini tidak ada pengaruh. Sahamnya turun ini semata-mata karena market salah mengerti dengan pemberitaan yang ada sehingga melakukan panic selling," kata Edwin saat dihubungi Sindonews, Kamis (10/10/2013).
Pernyataan Edwin sendiri bukanlah isapan jempol belaka. Pasalnya, perkara yang heboh di sejumlah media ini sebenarnya hanya berkaitan pada satu unit usaha grup media ini yang memiliki identitas lama sebagai Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).
Dengan demikian, lanjut dia, tidak akan mempengaruhi kinerja entitas MNCN sebagai holding dari TPI (sekarang bernama MNC TV).
"Yang sengketa kan dengan PT Berkah Karya Bersama. Perlu dipahami, ini adalah hal yang berbeda dan tidak ada hubungannya dengan MNC, tidak mempengaruhi kepemilikan saham MNC," katanya.
Selain itu, lihat saja kinerja dua emiten milik taipan Media Hary Tanoesoedibjo hingga akhir semester pertama 2013. Bila melihat total pendapatan konsolidasi MNCN pada paruh pertama 2013 meningkat hingga 2 persen menjadi Rp1,768 miliar.
Selain itu, laba usaha juga meningkat secara impresif sebesar 42 persen menjadi Rp731 miliar dari Rp515 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Marjin didorong meningkatnya pada pendapatan dan pengelolaan beban yang lebih baik.
"Karena fundamentalnya masih baik (terlihat dari kinerja keuangan yang positif tersebut), maka dapat disimpulkan saham perseroan bisa bergerak di harga wajar," papar Edwin.
Sementara terkait pelemah yang terjadi pada hari ini, Edwin memandang hal tersebut lebih dikarenakan sentimen ketidakfahaman market saja. Sehingga, lanjut dia, bila pasar telah diberikan pengertian, maka saham kedua emiten tersebut akan kembali ke harga wajar.
"Sebenarnya secara kinerja ini tidak ada pengaruh. Sahamnya turun ini semata-mata karena market salah mengerti dengan pemberitaan yang ada sehingga melakukan panic selling," kata Edwin saat dihubungi Sindonews, Kamis (10/10/2013).
Pernyataan Edwin sendiri bukanlah isapan jempol belaka. Pasalnya, perkara yang heboh di sejumlah media ini sebenarnya hanya berkaitan pada satu unit usaha grup media ini yang memiliki identitas lama sebagai Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).
Dengan demikian, lanjut dia, tidak akan mempengaruhi kinerja entitas MNCN sebagai holding dari TPI (sekarang bernama MNC TV).
"Yang sengketa kan dengan PT Berkah Karya Bersama. Perlu dipahami, ini adalah hal yang berbeda dan tidak ada hubungannya dengan MNC, tidak mempengaruhi kepemilikan saham MNC," katanya.
Selain itu, lihat saja kinerja dua emiten milik taipan Media Hary Tanoesoedibjo hingga akhir semester pertama 2013. Bila melihat total pendapatan konsolidasi MNCN pada paruh pertama 2013 meningkat hingga 2 persen menjadi Rp1,768 miliar.
Selain itu, laba usaha juga meningkat secara impresif sebesar 42 persen menjadi Rp731 miliar dari Rp515 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Marjin didorong meningkatnya pada pendapatan dan pengelolaan beban yang lebih baik.
"Karena fundamentalnya masih baik (terlihat dari kinerja keuangan yang positif tersebut), maka dapat disimpulkan saham perseroan bisa bergerak di harga wajar," papar Edwin.
(gpr)