Kepala keuangan dunia peringatkan Fed
A
A
A
Sindonews.com - Kepala keuangan global memperingatkan Federal Reserve AS (Fed) agar berhati-hati saat bergerak memotong stimulus, di tengah upaya negara-negara berkembang bergulat dalam gejolak keuangan.
Dilansir dari Arab Times, Senin (14/10/2013), sebagian besar negara pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mengatakan, pengetatan bank sentral AS diperkirakan telah menambah tantangan ekonomi mereka, arus modal keluar dan menekan mata uang yang rendah.
Komite ekonomi IMF, International Monetary and Financial Committee (IMFC) mengingatkan Fed dan bank sentral lainnya di negara maju saat menormalkan tingkat suku bunga ultra-rendah dan kebijakan keuangan.
"Pada akhirnya transisi menuju normalisasi kebijakan moneter, harus tepat waktu, berhati-hati dan dikomunikasikan dengan jelas," ujar IMFC .
IMF Afrika dan perwakilan Bank Dunia mengatakan, mereka khawatir atas ketidakpastian yang timbul dari mundurnya apa yang disebut sebagai kebijakan moneter tidak konvensional, yang telah membanjiri dolar murah, euro dan yen ke ekonomi global dalam sekitar 5 tahun.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menyatakan, pihaknya memperkiraan gejolak pasar hanya ketika Fed bergerak. "Asumsi bahwa koreksi harga aset yang dimulai musim panas ini sebagian besar telah diselesaikan tampaknya tidak masuk akal bagi kami," katanya kepada IMFC .
"Bahkan, petunjuk pertama keluar dari kebijakan moneter konvensional di negara maju telah menyebabkan banyak kesulitan bagi ekonomi-ekonomi pasar,"
Gubernur Bank Sentral Brasil, Alexandre Tombini mengatakan, bahwa pesimisme ekonomi telah menyebar karena perkiraan pengetatan Fed.
Selanjutnya, Deputi Gubernur Bank Rakyat China, Yi Gang memperingatkan kekacauan wind-down program stimulus.
Dilansir dari Arab Times, Senin (14/10/2013), sebagian besar negara pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mengatakan, pengetatan bank sentral AS diperkirakan telah menambah tantangan ekonomi mereka, arus modal keluar dan menekan mata uang yang rendah.
Komite ekonomi IMF, International Monetary and Financial Committee (IMFC) mengingatkan Fed dan bank sentral lainnya di negara maju saat menormalkan tingkat suku bunga ultra-rendah dan kebijakan keuangan.
"Pada akhirnya transisi menuju normalisasi kebijakan moneter, harus tepat waktu, berhati-hati dan dikomunikasikan dengan jelas," ujar IMFC .
IMF Afrika dan perwakilan Bank Dunia mengatakan, mereka khawatir atas ketidakpastian yang timbul dari mundurnya apa yang disebut sebagai kebijakan moneter tidak konvensional, yang telah membanjiri dolar murah, euro dan yen ke ekonomi global dalam sekitar 5 tahun.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menyatakan, pihaknya memperkiraan gejolak pasar hanya ketika Fed bergerak. "Asumsi bahwa koreksi harga aset yang dimulai musim panas ini sebagian besar telah diselesaikan tampaknya tidak masuk akal bagi kami," katanya kepada IMFC .
"Bahkan, petunjuk pertama keluar dari kebijakan moneter konvensional di negara maju telah menyebabkan banyak kesulitan bagi ekonomi-ekonomi pasar,"
Gubernur Bank Sentral Brasil, Alexandre Tombini mengatakan, bahwa pesimisme ekonomi telah menyebar karena perkiraan pengetatan Fed.
Selanjutnya, Deputi Gubernur Bank Rakyat China, Yi Gang memperingatkan kekacauan wind-down program stimulus.
(dmd)