Wapres: Zaman uang mudah telah berakhir
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Presiden (Wapres) Boediono memastikan masa-masa uang mudah yang 'diberikan' Amerika Serikat (AS) kepada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia telah berakhir.
Boediono juga meminta seluruh pihak untuk mempersiapkan diri dari masa transisi penarikan dana likuiditas AS tersebut.
"Tidak bisa tidak kita harus siap. Itu yang dilakukan pemerintah agar mulai disiapkan bersama dengan dunia bisnis, baik sektor riil maupun sektor keuangan," ujarnya di JIExpo, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Dia juga menjamin bahwa proses transisi dari uang mudah kepada situasi normal (tapering off) yang akan terjai di Indonesia akan berlansung tertib.
"Kalau terjadi masa transisi easy money ke normal akan kita upayakan se-tertib mungkin melalui berbagai kebijakan makro dan keuangan yang kita siapkan," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga merinci beberapa usaha yang dilakukan pemerintah dalam rangka transisi ini seperti tingkat suku bunga, kurs mata uang, bagi para pelaku bisnis.
"Tujuan lain adalah menjaga inflasi tetap rendah dengan mengamankan suplai bahan pokok. Ini penting karena tingkat inflasi adalah salah satu elemen pembentuk keputusan bisnis para pelaku usaha," pungkasnya.
Boediono juga meminta seluruh pihak untuk mempersiapkan diri dari masa transisi penarikan dana likuiditas AS tersebut.
"Tidak bisa tidak kita harus siap. Itu yang dilakukan pemerintah agar mulai disiapkan bersama dengan dunia bisnis, baik sektor riil maupun sektor keuangan," ujarnya di JIExpo, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Dia juga menjamin bahwa proses transisi dari uang mudah kepada situasi normal (tapering off) yang akan terjai di Indonesia akan berlansung tertib.
"Kalau terjadi masa transisi easy money ke normal akan kita upayakan se-tertib mungkin melalui berbagai kebijakan makro dan keuangan yang kita siapkan," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga merinci beberapa usaha yang dilakukan pemerintah dalam rangka transisi ini seperti tingkat suku bunga, kurs mata uang, bagi para pelaku bisnis.
"Tujuan lain adalah menjaga inflasi tetap rendah dengan mengamankan suplai bahan pokok. Ini penting karena tingkat inflasi adalah salah satu elemen pembentuk keputusan bisnis para pelaku usaha," pungkasnya.
(izz)