Produksi tembakau tahun ini terancam anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Produktivitas tembakau tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan. Hal itu dipicu musim kemarau basah yang melanda di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Abdus Setiawan mengatakan, prediksi penurunan menjadi 120 ribu ton. Padahal, produksi tembakau tahun lalu mencapai 200 ribu ton.
"Tahun ini memang menjadi tahun yang suram bagi petani tembakau karena terjadi penurunan produksi. Tahun depan kami berharap bisa naik kembali," kata Abdus usai Rapat Tahunan International Tobacco Growers Association (TIGA) di Surabaya, Kamis (17/10/2013).
Dia menjelaskan, secara nasional dengan produksi sebesar itu masih kurang dibanding kebutuhan industri. Kebutuhan tembakau untuk nasional mencapai 300 ribu ton per tahun. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan tersebut terpaksa harus impor sekitar 100 ribu ton.
Menurutnya, saat ini produksi petani untuk tembakau Virginia 24 ribu ton. Meski demikian, angka tersebut meningkat dibanding tahun lalu.
"Kebutuhan tembakau jenis Virginia meningkat. Hal itu berdasarkan produksi rokok Mild diperkirakan mencapai 1 miliar batang. Setidaknya, untuk 1 batang rokok Mild membutuhkan 1 gram tembakau Virginia," ujarnya.
Pihaknya berharap, dengan meningkatkannya permintaan tembakau Virginia, maka petani harus menamam tembakau jenis ini. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan industri tidak perlu mengandalkan impor.
Di Indonesia, kata dia, ada sejumlah daerah yang memproduksi tembakau Virginia yakni, Blitar, Bojonegoro, Madura, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara untuk lahan tembakau, secara nasional mencapai 160 ribu hektare.
Untuk Jawa Timur, terdapat 22 kabupaten yang menjadi lahan tembakau. Diantaranya, Ngawi, Banyuwangi, Pacitan, Jember, Bojonegoro, Madura, Lumajang dan Blitar.
Di luar Jawa Timur, terdapat Nusa Tenggara Timur, Bali, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Sumatera Utara. "Sementara dari total produksi nasional, sebanyak 60 persen disumbang dari Jatim," kata dia.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Abdus Setiawan mengatakan, prediksi penurunan menjadi 120 ribu ton. Padahal, produksi tembakau tahun lalu mencapai 200 ribu ton.
"Tahun ini memang menjadi tahun yang suram bagi petani tembakau karena terjadi penurunan produksi. Tahun depan kami berharap bisa naik kembali," kata Abdus usai Rapat Tahunan International Tobacco Growers Association (TIGA) di Surabaya, Kamis (17/10/2013).
Dia menjelaskan, secara nasional dengan produksi sebesar itu masih kurang dibanding kebutuhan industri. Kebutuhan tembakau untuk nasional mencapai 300 ribu ton per tahun. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan tersebut terpaksa harus impor sekitar 100 ribu ton.
Menurutnya, saat ini produksi petani untuk tembakau Virginia 24 ribu ton. Meski demikian, angka tersebut meningkat dibanding tahun lalu.
"Kebutuhan tembakau jenis Virginia meningkat. Hal itu berdasarkan produksi rokok Mild diperkirakan mencapai 1 miliar batang. Setidaknya, untuk 1 batang rokok Mild membutuhkan 1 gram tembakau Virginia," ujarnya.
Pihaknya berharap, dengan meningkatkannya permintaan tembakau Virginia, maka petani harus menamam tembakau jenis ini. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan industri tidak perlu mengandalkan impor.
Di Indonesia, kata dia, ada sejumlah daerah yang memproduksi tembakau Virginia yakni, Blitar, Bojonegoro, Madura, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara untuk lahan tembakau, secara nasional mencapai 160 ribu hektare.
Untuk Jawa Timur, terdapat 22 kabupaten yang menjadi lahan tembakau. Diantaranya, Ngawi, Banyuwangi, Pacitan, Jember, Bojonegoro, Madura, Lumajang dan Blitar.
Di luar Jawa Timur, terdapat Nusa Tenggara Timur, Bali, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Sumatera Utara. "Sementara dari total produksi nasional, sebanyak 60 persen disumbang dari Jatim," kata dia.
(izz)