Kadin OSO siap bongkar kartel daging sapi
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) tandingan, Oesman Sapta Odang (OSO) mengaku masih heran dengan masih mahalnya harga daging sapi di pasaran.
OSO juga menyebut mahalnya harga daging sapi akan membuat masyarakat kesulitan mengonsumsi daging sapi dan pada akhirnya akan mengalami kekurangan gizi.
"Kalau anak cucu kita sampai bodoh jangan marah, konsumsi daging per kapita saja hanya 2 kg. Kita masih negara dengan penduduk kurang gizi terbesar ke-5 di dunia," ujarnya di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
OSO menyebut kebutuhan konsumsi daging di Indonesia total sebesar 500 ribu ton, hanya dapat dipenuhi pemerintah dari sapi lokal sebesar 80 ribu ton, sedangkan sisanya diimpor.
"Kalau yang impor itu katakanlah harganya USD1,5 per kilo, dengan asumsi dolar adalah Rp10 ribu maka harga asli impornya Rp15 ribu per kilo. Ditambah harga BBM, Bea Masuk sudah 100 persen (Rp30 ribu). Pengusaha-pengusaha itu jual Rp60 ribu, untungnya 100 persen kan," terangnya.
Oleh karena itu OSO meminta agar pemerintah segera membongkar kartel-kartel yang menguasai komoditas daging sapi. Bahkan dirinya mengaku tahu dan siap beberkan siapa-siapa saja oknum yang bermain dalam kasus di balik mahalnya harga daging sapi ini.
"(Kartel) daging siapa sumbernya kita harus bongkar. Saya tahu siapa dalangnya dan akan bongkar daging ini," tandasnya.
OSO juga menyebut mahalnya harga daging sapi akan membuat masyarakat kesulitan mengonsumsi daging sapi dan pada akhirnya akan mengalami kekurangan gizi.
"Kalau anak cucu kita sampai bodoh jangan marah, konsumsi daging per kapita saja hanya 2 kg. Kita masih negara dengan penduduk kurang gizi terbesar ke-5 di dunia," ujarnya di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
OSO menyebut kebutuhan konsumsi daging di Indonesia total sebesar 500 ribu ton, hanya dapat dipenuhi pemerintah dari sapi lokal sebesar 80 ribu ton, sedangkan sisanya diimpor.
"Kalau yang impor itu katakanlah harganya USD1,5 per kilo, dengan asumsi dolar adalah Rp10 ribu maka harga asli impornya Rp15 ribu per kilo. Ditambah harga BBM, Bea Masuk sudah 100 persen (Rp30 ribu). Pengusaha-pengusaha itu jual Rp60 ribu, untungnya 100 persen kan," terangnya.
Oleh karena itu OSO meminta agar pemerintah segera membongkar kartel-kartel yang menguasai komoditas daging sapi. Bahkan dirinya mengaku tahu dan siap beberkan siapa-siapa saja oknum yang bermain dalam kasus di balik mahalnya harga daging sapi ini.
"(Kartel) daging siapa sumbernya kita harus bongkar. Saya tahu siapa dalangnya dan akan bongkar daging ini," tandasnya.
(gpr)