Pertamina terus sempurnakan sistem RFID
Pertamina terus sempurnakan sistem RFID
A
A
A
Sindonews.com - Senior Vice President Retail Marketing PT Pertamina Persero Suhartoko mengatakan, Pertamina terus melakukan langkah penyempurnaan pemasangan RFID.
"Target memang tidak mundur dari jadwal, pada 1 Juni 2014 SMP BBM (sistem monitoring dan pengendalian bahan bakar minyak) kita implementasikan di seluruh Indonesia. Memang perjalan belum sesuai harapan, DKI belum sepenuhnya diimplementasikan karena ada lalu lintas di luar DKI. Kalau sistem ini ditutup akan menjadi kesulitan," kata Suhartoko di Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dia mengaku, saat ini tim SMP RFID sedang menguji kehandalan sistem tersebut. Pasalnya, jika sistem tersebut tidak handal, maka akan merugikan pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Kita sedang menguji sistem. Kalau sistem terkendala akan merugikan owner SPBU. Kita memastikan dulu sistemnya benar handal. Sekarang 10 hari tidak mati, padahal targetnya 14 hari. Kalau tidak mati, kita roll out ke seluruh Indonesia," kata dia.
Vice President Fuel Marketing Pertamina Mochamad Iskandar, menambahkan, jika sistem tersebut tidak handal, bukan hanya merugikan pengusaha, namun akan membuat pelayanan terganggu.
"Kita punya parameter 14 hari, tapi jika perjalanan 14 hari mati, maka merugikann pelanggan. Kalau sistem terganggu pelayanan akan terganggu, sehingga harus dijamin sistemnya handal," tandasnya.
"Target memang tidak mundur dari jadwal, pada 1 Juni 2014 SMP BBM (sistem monitoring dan pengendalian bahan bakar minyak) kita implementasikan di seluruh Indonesia. Memang perjalan belum sesuai harapan, DKI belum sepenuhnya diimplementasikan karena ada lalu lintas di luar DKI. Kalau sistem ini ditutup akan menjadi kesulitan," kata Suhartoko di Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dia mengaku, saat ini tim SMP RFID sedang menguji kehandalan sistem tersebut. Pasalnya, jika sistem tersebut tidak handal, maka akan merugikan pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Kita sedang menguji sistem. Kalau sistem terkendala akan merugikan owner SPBU. Kita memastikan dulu sistemnya benar handal. Sekarang 10 hari tidak mati, padahal targetnya 14 hari. Kalau tidak mati, kita roll out ke seluruh Indonesia," kata dia.
Vice President Fuel Marketing Pertamina Mochamad Iskandar, menambahkan, jika sistem tersebut tidak handal, bukan hanya merugikan pengusaha, namun akan membuat pelayanan terganggu.
"Kita punya parameter 14 hari, tapi jika perjalanan 14 hari mati, maka merugikann pelanggan. Kalau sistem terganggu pelayanan akan terganggu, sehingga harus dijamin sistemnya handal," tandasnya.
(rna)
Explore More