Chatib melihat indikator ekonomi dari makian di Twitter
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan M Chatib Basri memprediksikan tekanan ekonomi yang terjadi pada tahun 2014 tidak sebesar tahun ini. Pasalnya, segala indikator makro ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia mulai terlepas dari tekanan dan cenderung membaik.
Chatib bahkan dengan pede mengaku segala caci maki terhadapnya di media sosial Twitter sudah mulai berkurang karena kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan kestabilan.
"Indikator bagi saya kalau ekonomi mulai membaik itu maki-maki terhadap saya di Twitter mulai berkurang, itu indikator paling gampang," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Chatib juga melihat pasar mulai bergairah kembali berinvestasi di Indonesia dan imbal balik (yield) dari Surat Utang Negara (SUN) mulai membaik sebesar 7,1 persen dibandingkan 3 minggu lalu sebesar 8,9 persen. "Market mulai stabil dan membaik," tegasnya.
Hal tersebut juga ditambah rilis angka pengangguran Amerika Serikat (AS) sebesar 7,2 persen yang kemungkinan akan membuat Bank Sentral AS (The Fed) kembali menunda penarikan likuiditasnya dari negara berkembang.
"Tapi tapering off tetap akan terjadi. Kita tetap harus menyesuaikan diri dengan kondisi super normal menjadi normal. Itu dunia tanpa quantitative easing," tandasnya.
Chatib bahkan dengan pede mengaku segala caci maki terhadapnya di media sosial Twitter sudah mulai berkurang karena kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan kestabilan.
"Indikator bagi saya kalau ekonomi mulai membaik itu maki-maki terhadap saya di Twitter mulai berkurang, itu indikator paling gampang," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Chatib juga melihat pasar mulai bergairah kembali berinvestasi di Indonesia dan imbal balik (yield) dari Surat Utang Negara (SUN) mulai membaik sebesar 7,1 persen dibandingkan 3 minggu lalu sebesar 8,9 persen. "Market mulai stabil dan membaik," tegasnya.
Hal tersebut juga ditambah rilis angka pengangguran Amerika Serikat (AS) sebesar 7,2 persen yang kemungkinan akan membuat Bank Sentral AS (The Fed) kembali menunda penarikan likuiditasnya dari negara berkembang.
"Tapi tapering off tetap akan terjadi. Kita tetap harus menyesuaikan diri dengan kondisi super normal menjadi normal. Itu dunia tanpa quantitative easing," tandasnya.
(gpr)