Motorola rilis smartphone yang bisa bongkar-pasang
A
A
A
Sindonews.com - Apa yang akan dilakukan oleh Motorola ini belum pernah dicoba sebelumnya. Seandainya berhasil, ini akan mengubah peta permainan industri ponsel di masa depan.
Proyek terbaru yang sedang digagas Motorola, bernama Project Ara. Sama seperti sistem operasi Android, Project Ara bersifat open source. Bedanya, jika Android adalah software, maka Project Ara berfokus pada hardware.
Project Ara sedang menyiapkan sebuah ekosistem smartphone yang bersifat modular atau bongkar pasang. Simpelnya, ketika membeli PC rakitan maka konsumen bisa memilih seberapa cepat prosesornya, seberapa besar RAM-nya, dan seberapa luas kapasitas HDD-nya. Ketika suatu saat nanti konsumen tersebut butuh HDD yang lebih besar, maka ia tinggal menukar saja HDD lama dan memasang HDD baru.
Secara fisik, ponsel bongkar pasang ini berbentuk seperti balok-balok kecil yang dapat dibongkar pasang. Konsep ini hasil kerja sama Motorola dengan perusahaan bernama Phonebloks.
Menurut Motorola, balok-balok yang bisa dibongkar pasang itu bisa macam-macam. Dari hanya baterai, prosesor, dan kamera, hingga bisa juga ke sensor, seperti pulse oximeter, yakni alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2). "Kemungkinannya tidak terbatas," ujar pihak Motorola kepada The Verge, Selasa (29/10/2013).
Bayangkan jika kemudahan itu ada pada smartphone. Jika konsumen bisa menukar-nukar prosesor, RAM, kapasitas memori, kamera, dan perlengkapan lain pada sebuah smartphone. Mereka yang butuh smartphone dengan spesifikasi tinggi, tinggal memilih prosesor yang cepat. Sementara bagi yang tidak butuh, tinggal memilih komponen yang lebih terjangkau harganya.
Paling menarik, diharapkan nantinya setiap komponen baik memori, kamera, RAM atau prosesor, bisa di-supply dari vendor yang berbeda-beda.
Grafis Motorola Project Ara
Proyek terbaru yang sedang digagas Motorola, bernama Project Ara. Sama seperti sistem operasi Android, Project Ara bersifat open source. Bedanya, jika Android adalah software, maka Project Ara berfokus pada hardware.
Project Ara sedang menyiapkan sebuah ekosistem smartphone yang bersifat modular atau bongkar pasang. Simpelnya, ketika membeli PC rakitan maka konsumen bisa memilih seberapa cepat prosesornya, seberapa besar RAM-nya, dan seberapa luas kapasitas HDD-nya. Ketika suatu saat nanti konsumen tersebut butuh HDD yang lebih besar, maka ia tinggal menukar saja HDD lama dan memasang HDD baru.
Secara fisik, ponsel bongkar pasang ini berbentuk seperti balok-balok kecil yang dapat dibongkar pasang. Konsep ini hasil kerja sama Motorola dengan perusahaan bernama Phonebloks.
Menurut Motorola, balok-balok yang bisa dibongkar pasang itu bisa macam-macam. Dari hanya baterai, prosesor, dan kamera, hingga bisa juga ke sensor, seperti pulse oximeter, yakni alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2). "Kemungkinannya tidak terbatas," ujar pihak Motorola kepada The Verge, Selasa (29/10/2013).
Bayangkan jika kemudahan itu ada pada smartphone. Jika konsumen bisa menukar-nukar prosesor, RAM, kapasitas memori, kamera, dan perlengkapan lain pada sebuah smartphone. Mereka yang butuh smartphone dengan spesifikasi tinggi, tinggal memilih prosesor yang cepat. Sementara bagi yang tidak butuh, tinggal memilih komponen yang lebih terjangkau harganya.
Paling menarik, diharapkan nantinya setiap komponen baik memori, kamera, RAM atau prosesor, bisa di-supply dari vendor yang berbeda-beda.
Grafis Motorola Project Ara
(dmd)