Laba bersih Japan Airlines tergelincir 17,8%
A
A
A
Sindonews.com - Japan Airlines (JAL) mencatat penurunan laba bersih dalam enam bulan sampai September 2013 sebesar 17,8 persen menjadi USD833 juta.
JAL menjelaskan, pihaknya telah membukukan keuntungan bersih sebesar 81,94 miliar yen (USD833 juta), dari laba operasional sebesar 95,84 miliar yen, yang turun 14,6 persen. Sementara penjualan naik tipis 4,0 persen menjadi 659,30 miliar yen.
Dilansir dari Global Post, Kamis (31/10/2013), keuntungan lemah datang setelah pesaing utama All Nippon Airways (ANA) mengeluarkan laporan pendapatan suram, akibat biaya bahan bakar yang tinggi dan masalah landasan Boeing Dreamliner di seluruh dunia pada awal tahun ini.
JAL, yang kembali ke pasar tahun lalu setelah kebangkrutan spektakuler, tidak memberikan alasan spesifik terkait pendapatan lemah mereka.
Mereka hanya mengatakan permintaan di layanan internasional telah rusak oleh masalah Dreamliner, serta penurunan pesanan tiket untuk rute ke Korea Selatan dan China, pasca-konflik teritorial kedua negara.
JAL dan ANA terpuruk oleh masalah pesawat baru Boeing yang dimulai pada Januari. Setelah masalah berjalan lama pesawat baru dapat diizinkan terbang kembali pada Juni lalu.
JAL menjelaskan, pihaknya telah membukukan keuntungan bersih sebesar 81,94 miliar yen (USD833 juta), dari laba operasional sebesar 95,84 miliar yen, yang turun 14,6 persen. Sementara penjualan naik tipis 4,0 persen menjadi 659,30 miliar yen.
Dilansir dari Global Post, Kamis (31/10/2013), keuntungan lemah datang setelah pesaing utama All Nippon Airways (ANA) mengeluarkan laporan pendapatan suram, akibat biaya bahan bakar yang tinggi dan masalah landasan Boeing Dreamliner di seluruh dunia pada awal tahun ini.
JAL, yang kembali ke pasar tahun lalu setelah kebangkrutan spektakuler, tidak memberikan alasan spesifik terkait pendapatan lemah mereka.
Mereka hanya mengatakan permintaan di layanan internasional telah rusak oleh masalah Dreamliner, serta penurunan pesanan tiket untuk rute ke Korea Selatan dan China, pasca-konflik teritorial kedua negara.
JAL dan ANA terpuruk oleh masalah pesawat baru Boeing yang dimulai pada Januari. Setelah masalah berjalan lama pesawat baru dapat diizinkan terbang kembali pada Juni lalu.
(dmd)