Rupiah terjepit sentimen negatif
A
A
A
Sindonews.com - Dari sentimen rilis hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) hingga kondisi makro ekonomi internal yang belum membaik diperkirakan akan turut melemahkan nilai tukar rupiah.
"Rupiah makin menjauhi target support Rp11.250. Rentang rupiah berada pada kisaran Rp11.370-11.342 mengacu kurs tengah BI (Bank Indonesia)," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (4/11/2013).
Rilis data-data Amerika Serikat (AS), antara lain klaim pengangguran dan Chicago PMI yang di atas estimasi serta tidak disampaikannya imbas ekonomi penghentian aktivitas (shutdown) pemerintah AS dalam rapat FOMC kemarin turut mengapresiasikan nilai USD.
Dari internal, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi MoM Oktober sebesar 0,09 persen atau lebih rendah dari periode yang sama 2012.
"Namun, dari rilis neraca perdagangan kembali nilai impor melebihi ekspor, sehingga tercatat defisit senilai USD657,2 juta, sehingga menjadi tekanan bagi rupiah," pungkas dia.
Pada akhir pekan lalu, posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg di level Rp11.335/USD atau melemah 61 poin dibanding posisi penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp11.274/USD.
Adapun, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada Jumat (1/11/2013) di level Rp11.354/USD atau terdepresiasi 120 poin dibanding Kamis (31/10/2013) di level Rp11.234/USD.
"Rupiah makin menjauhi target support Rp11.250. Rentang rupiah berada pada kisaran Rp11.370-11.342 mengacu kurs tengah BI (Bank Indonesia)," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (4/11/2013).
Rilis data-data Amerika Serikat (AS), antara lain klaim pengangguran dan Chicago PMI yang di atas estimasi serta tidak disampaikannya imbas ekonomi penghentian aktivitas (shutdown) pemerintah AS dalam rapat FOMC kemarin turut mengapresiasikan nilai USD.
Dari internal, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi MoM Oktober sebesar 0,09 persen atau lebih rendah dari periode yang sama 2012.
"Namun, dari rilis neraca perdagangan kembali nilai impor melebihi ekspor, sehingga tercatat defisit senilai USD657,2 juta, sehingga menjadi tekanan bagi rupiah," pungkas dia.
Pada akhir pekan lalu, posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg di level Rp11.335/USD atau melemah 61 poin dibanding posisi penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp11.274/USD.
Adapun, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada Jumat (1/11/2013) di level Rp11.354/USD atau terdepresiasi 120 poin dibanding Kamis (31/10/2013) di level Rp11.234/USD.
(rna)