OJK luncurkan roadmap GCG emiten akhir tahun
A
A
A
Sindonews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana mengeluarkan peta jalan (roadmap) tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) untuk emiten dalam waktu dekat.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan roadmap akan diluncurkan akhir tahun ini. Menurut dia, roadmap ini dapat membantu perbaikan penyelenggaraan GCG oleh perusahaan-perusahaan tercatat di papan bursa Tanah Air.
"GCG kita masih banyak yang bolong," kata Muliaman di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin (4/11/2013).
Upaya yang akan segera direalisasikan OJK ini sejalan dengan pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai dilakukan pada 2015 mendatang. Dimana, Indonesia termasuk emiten-emitennya harus bersiap-siap menghadapi persaingan di pasar ASEAN yang tidak hanya berupa produktivitas dan kinerja, tetapi juga tata kelola perusahaan.
"Sejauh ini, penerapan GCG di perusahaan di Indonesia sudah cukup baik. Hanya masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Misalnya, belum adanya aturan tentang perlindungan pemegang saham minoritas," kata Muliaman.
Roadmap ini akan dibuat secara bertahap untuk kesempurnaan sistem manajemen emiten di Indonesia. Dengan baiknya transparansi perusahaan, diharapkan emiten mendapatkan kepercayaan dari investor, sehingga kinerja perseroan terdongkrak.
"Setahap demi setahap dibangun agar berkembang dengan baik," jelas Muliaman.
Secara berkala, aturan ini akan dievaluasi. OJK akan melihat bagaimana dampak dari penerapan aturan GCG terhadap emiten. Insentif juga akan disiapkan untuk emiten yang menerapkan GCG terbaik.
Pada kesempatan yang sama, Muliaman mendorong self regulatory organization (SRO) dalam sosialisasi dan edukasi pasar modal untuk menggandakan jumlah investor. OJK berambisi dalam lima tahun ke depan jumlah investor akan bertumbuh hingga tiga kali lipat.
Saat ini, baru 15 persen masyarakat yang mengenal industri keuangan. Dan jumlah investor di Indonesia jumlahnya baru 400 ribu investor. Jumlah ini termasuk sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Tantangan tidak hanya berlaku bagi pasar modal konvensional, tetapi juga pasar modal syariah. Seperti diketahui, industri syariah memiliki potensi yang sangat besar. "Potensi syariah merupakan isu besar yang harus ditangkap," tutup Muliaman.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan roadmap akan diluncurkan akhir tahun ini. Menurut dia, roadmap ini dapat membantu perbaikan penyelenggaraan GCG oleh perusahaan-perusahaan tercatat di papan bursa Tanah Air.
"GCG kita masih banyak yang bolong," kata Muliaman di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin (4/11/2013).
Upaya yang akan segera direalisasikan OJK ini sejalan dengan pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai dilakukan pada 2015 mendatang. Dimana, Indonesia termasuk emiten-emitennya harus bersiap-siap menghadapi persaingan di pasar ASEAN yang tidak hanya berupa produktivitas dan kinerja, tetapi juga tata kelola perusahaan.
"Sejauh ini, penerapan GCG di perusahaan di Indonesia sudah cukup baik. Hanya masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Misalnya, belum adanya aturan tentang perlindungan pemegang saham minoritas," kata Muliaman.
Roadmap ini akan dibuat secara bertahap untuk kesempurnaan sistem manajemen emiten di Indonesia. Dengan baiknya transparansi perusahaan, diharapkan emiten mendapatkan kepercayaan dari investor, sehingga kinerja perseroan terdongkrak.
"Setahap demi setahap dibangun agar berkembang dengan baik," jelas Muliaman.
Secara berkala, aturan ini akan dievaluasi. OJK akan melihat bagaimana dampak dari penerapan aturan GCG terhadap emiten. Insentif juga akan disiapkan untuk emiten yang menerapkan GCG terbaik.
Pada kesempatan yang sama, Muliaman mendorong self regulatory organization (SRO) dalam sosialisasi dan edukasi pasar modal untuk menggandakan jumlah investor. OJK berambisi dalam lima tahun ke depan jumlah investor akan bertumbuh hingga tiga kali lipat.
Saat ini, baru 15 persen masyarakat yang mengenal industri keuangan. Dan jumlah investor di Indonesia jumlahnya baru 400 ribu investor. Jumlah ini termasuk sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Tantangan tidak hanya berlaku bagi pasar modal konvensional, tetapi juga pasar modal syariah. Seperti diketahui, industri syariah memiliki potensi yang sangat besar. "Potensi syariah merupakan isu besar yang harus ditangkap," tutup Muliaman.
(rna)