Target harga PJAA diproyeksi Rp1.340-1.500
A
A
A
Sindonews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan target harga PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) untuk 12 bulan ke depan berada dalam kisaran Rp1.340-1.5000 per lembar saham.
Sementara harga saham PJAA pada pukul 15.25 WIB, naik 50 poin atau 4,8 persen ke level Rp1.100 per lembar saham. Proyeksi harga saham tersebut ditopang prospek kinerja perseroan tahun ini yang diprediksi positif didukung prospek industri pariwisata yang terus tumbuh, ditambah sejumlah ekspansi yang dilakukan perusahaan.
Analis Pefindo Achmad Sudjatmiko mengatakan, dengan estimasi populasi mencapai 245 juta jiwa pada tahun ini, industri pariwisata dipastikan akan terus tumbuh. Hal itu ditambah dengan meningkatnya pendapatan per kapita orang Indonesia dan meningkatnya turis mancanegara.
Untuk menarik wisatwan, PJAA akan membangun area indoor theme park di Dunia Fantasi. Selain itu, perseroan juga masuk ke bisnis properti, dengan membangun perumahan, apartemen dan hotel.
"Dengan fasilitas yang terintegrasi, ekspansi dan inovasi, kami percaya Ancol tetap menjadi tujuan wisata utama di Jakarta pada masa mendatang," kata dia dalam risetnya, Kamis (7/11/2013).
Selain itu, perseroan juga akan ekspansi membangun jalan tol dan kawasan ekonomi khusus (KEK) Marunda. PJAA juga telah menuntaskan pembangunan Music Stadium dan Ecovention.
"Kami percaya PJAA telah memperoleh pendapatan dari pembangunan gedung tersebut karena beberapa konser musik telah dilaksanakan di Music Stadium pada tahun 2012," ujarnya.
Sementara pembangunan Ecovention telah meningkatkan pendapatan dari makanan dan minuman secara signifikan sebesar 48,8 persen pada tahun 2012 dan naik 30,6 persen pada semester I/2013.
Sementara perseroan telah mencairkan pinjaman Rp70 miliar dari total Rp200 miliar pada Maret 2013 dan menerbitkan obligasi senilai total Rp300 miliar untuk mendanai rencana ekspansinya. Ini menyebabkan rasio interest bearing debt to equity (DER) menjadi 42,8 persen pada semester I/2013. Angka itu lebih tinggi dibanding tahun 2011 sebesar 14,4 persen.
"Namun, kami tetap melihat bahwa peningkatan utang ini tidak membahayakan kondisi keuangan PJAA, dibuktikan dengan rasio total kewajiban terhadap ekuitasnya yang hanya mencapai 88,8 persen di semester I/2013, lebih rendah dari batas 200 persen yang ditetapkan di covenant," tandas dia.
Sementara harga saham PJAA pada pukul 15.25 WIB, naik 50 poin atau 4,8 persen ke level Rp1.100 per lembar saham. Proyeksi harga saham tersebut ditopang prospek kinerja perseroan tahun ini yang diprediksi positif didukung prospek industri pariwisata yang terus tumbuh, ditambah sejumlah ekspansi yang dilakukan perusahaan.
Analis Pefindo Achmad Sudjatmiko mengatakan, dengan estimasi populasi mencapai 245 juta jiwa pada tahun ini, industri pariwisata dipastikan akan terus tumbuh. Hal itu ditambah dengan meningkatnya pendapatan per kapita orang Indonesia dan meningkatnya turis mancanegara.
Untuk menarik wisatwan, PJAA akan membangun area indoor theme park di Dunia Fantasi. Selain itu, perseroan juga masuk ke bisnis properti, dengan membangun perumahan, apartemen dan hotel.
"Dengan fasilitas yang terintegrasi, ekspansi dan inovasi, kami percaya Ancol tetap menjadi tujuan wisata utama di Jakarta pada masa mendatang," kata dia dalam risetnya, Kamis (7/11/2013).
Selain itu, perseroan juga akan ekspansi membangun jalan tol dan kawasan ekonomi khusus (KEK) Marunda. PJAA juga telah menuntaskan pembangunan Music Stadium dan Ecovention.
"Kami percaya PJAA telah memperoleh pendapatan dari pembangunan gedung tersebut karena beberapa konser musik telah dilaksanakan di Music Stadium pada tahun 2012," ujarnya.
Sementara pembangunan Ecovention telah meningkatkan pendapatan dari makanan dan minuman secara signifikan sebesar 48,8 persen pada tahun 2012 dan naik 30,6 persen pada semester I/2013.
Sementara perseroan telah mencairkan pinjaman Rp70 miliar dari total Rp200 miliar pada Maret 2013 dan menerbitkan obligasi senilai total Rp300 miliar untuk mendanai rencana ekspansinya. Ini menyebabkan rasio interest bearing debt to equity (DER) menjadi 42,8 persen pada semester I/2013. Angka itu lebih tinggi dibanding tahun 2011 sebesar 14,4 persen.
"Namun, kami tetap melihat bahwa peningkatan utang ini tidak membahayakan kondisi keuangan PJAA, dibuktikan dengan rasio total kewajiban terhadap ekuitasnya yang hanya mencapai 88,8 persen di semester I/2013, lebih rendah dari batas 200 persen yang ditetapkan di covenant," tandas dia.
(rna)