Harga saham TRUS diproyeksi Rp530-600
Kamis, 07 November 2013 - 16:54 WIB

Harga saham TRUS diproyeksi Rp530-600
A
A
A
Sindonews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi harga saham PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) untuk 12 bulan ke depan berada pada kisaran Rp530-600 per saham.
Analis Pefindo Achmad Sudjatmiko mengatakan, target harga itu didukung potensi pertumbuhan positif perusahaan seiring meningkatnya permintaan jasa penyewaan alat berat.
"Kami memprediksikan TRUS mampu membukukan pertumbuhan positif lagi karena permintaan internasional untuk batu bara dan CPO meningkat dalam jangka panjang," kata dia dalam risetnya, Kamis (7/11/2013).
Sekedar informasi, lini bisnis TRUS, meliputi penyewaan mobil dan alat-alat berat, anjak piutang, pembiayaan kartu kredit dan kredit konsumsi.
Sementara itu, penjualan mobil di Indonesia pada semester I/2013 yang naik 12 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 601.920 unit karena rendahnya suku bunga dan berbagai kampanye pemasaran yang dilakukan oleh distributor (Agen Tunggal Pemegang Merk atau ATPM).
Dia meyakini bahwa faktor tersebut ditambah diluncurkannya Low Cost Green Car (LCGC), penjualan mobil pada tahun ini setidaknya sama dengan tahun lalu sebanyak 1,1 juta unit, meski terkendala kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan kenaikan suku bunga acuan.
Sementara mengenai industri alat berat yang sempat menurun karena anjloknya permintaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan batu bara dari Cina, menyeret turunnya harga komoditas Indonesia hanya bersifat sementara. Harga kedua kedua komoditas ini diperkirakan akan pulih pada 2014–2015 dan akan mengerek jasa penyewaan alat berat.
Pada semester I/2013, pendapatan TRUS Rp31,3 miliar turun dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp40,2 miliar. Begitu juga dengan laba bersih yang menurun menjadi Rp8,3 miliar dibanding laba bersih semester I tahun lalu senilai Rp11,9 miliar. Penurunan kinerja itu karena 62 persen dari bisnis pembiayaan TRUS adalah dalam industri alat berat.
Analis Pefindo Achmad Sudjatmiko mengatakan, target harga itu didukung potensi pertumbuhan positif perusahaan seiring meningkatnya permintaan jasa penyewaan alat berat.
"Kami memprediksikan TRUS mampu membukukan pertumbuhan positif lagi karena permintaan internasional untuk batu bara dan CPO meningkat dalam jangka panjang," kata dia dalam risetnya, Kamis (7/11/2013).
Sekedar informasi, lini bisnis TRUS, meliputi penyewaan mobil dan alat-alat berat, anjak piutang, pembiayaan kartu kredit dan kredit konsumsi.
Sementara itu, penjualan mobil di Indonesia pada semester I/2013 yang naik 12 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 601.920 unit karena rendahnya suku bunga dan berbagai kampanye pemasaran yang dilakukan oleh distributor (Agen Tunggal Pemegang Merk atau ATPM).
Dia meyakini bahwa faktor tersebut ditambah diluncurkannya Low Cost Green Car (LCGC), penjualan mobil pada tahun ini setidaknya sama dengan tahun lalu sebanyak 1,1 juta unit, meski terkendala kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan kenaikan suku bunga acuan.
Sementara mengenai industri alat berat yang sempat menurun karena anjloknya permintaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan batu bara dari Cina, menyeret turunnya harga komoditas Indonesia hanya bersifat sementara. Harga kedua kedua komoditas ini diperkirakan akan pulih pada 2014–2015 dan akan mengerek jasa penyewaan alat berat.
Pada semester I/2013, pendapatan TRUS Rp31,3 miliar turun dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp40,2 miliar. Begitu juga dengan laba bersih yang menurun menjadi Rp8,3 miliar dibanding laba bersih semester I tahun lalu senilai Rp11,9 miliar. Penurunan kinerja itu karena 62 persen dari bisnis pembiayaan TRUS adalah dalam industri alat berat.
(rna)