Monorel di Makassar terhambat kondisi ekonomi

Senin, 11 November 2013 - 18:45 WIB
Monorel di Makassar...
Monorel di Makassar terhambat kondisi ekonomi
A A A
Sindonews.com - Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin membuat pernyataan mengejutkan soal proyek monorel. Ilham mengatakan, monorel sulit terealisasi di Makassar.

Ilham yang akan mengakhiri masa jabatannya pada April 2014 mengatakan, menorel tidak cocok untuk Makassar. Padahal sebelumnya, dia selalu antusias membahas monorel. Bahkan dia lebih memprioritaskan proyek ini dibanding dua rancangan moda transportasi massal Makassar, yakni busway dan kereta api (KA).

Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel ini beralasan, faktor ekonomi menjadi penghambat. "Monorel belum layak untuk Makassar. Belum layak untuk kondisi perekonomian Makassar secara umum," ujarnya kepada wartawan, Senin (11/11/2013).

Berdasarkan kajian ekonomi yang dilaksanakan pemkot bersama investor (Kallo Grup), lanjut dia, monorel tidak feasible dengan kondisi Makassar saat ini. Hasil kajian menyebutkan, investor sulit mengembalikan modal dalam jangka pendek.

Ilham mengemukakan, jika tiket monorel dikenakan Rp25 ribu per penumpang, investor butuh waktu 56 tahun mengembalikan modal. Sementara, rancangan kerja sama kontrak hanya 40 tahun. "Artinya nilai tiket yang disediakan lebih mahal lagi," ujarnya.

Wali kota Makassar dua periode ini tidak ingin memaksakan proyek yang tidak bisa dijangkau masyarakat. Apalagi, kata dia, masih ada moda transportasi massal, busway, yang dirancang bersama pemprov Sulsel dan Kementerian Perhubungan.

Sebelumnya, Asisten II bidang Ekonomi Pembangungan dan Sosial Makassar, Ibrahim Saleh, menyebut proyek fisik monorel sudah bisa dimulai akhir 2013. Monorel tahap awal direncanakan menghubungkan Bandaran Hasanuddin, Terminal Daya, Fly Over, Karebosi dan Makassar Mall.

Bahkan, seluruh persyarakat telah dipenuhi investor termasuk aspek dampak lingkungan (amdal). Ilham dan Ibrahim menyebut proyek monorel lebih mudah direalisasikan karena tidak butuh pembebasan lahan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6638 seconds (0.1#10.140)