Kenaikan BI Rate akan memperlambat sektor riil
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengakui bahwa kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 7,5 persen akan berpengaruh kepada sektor riil yang akan mengalami perlambatan.
Oleh karena itu, pemerintah akan mengembangkan beberapa paket ekonomi untuk menjaga pasar riil domestik agar tidak runtuh.
"Saya enggak mau ada perlambatan pembangunan di sektor riil, perusahaan-perusahaan yang kesulitan hingga mengalami lay off dan perlu ini (paket) atau enggak survive," ujar Hatta di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (13/12/2013).
Walaupun mengaku tidak bisa mengomentari kebijakan BI tersebut, namun Hatta juga melihat sisi positif dari kenaikan BI Rate tersebut seperti inflasi, defisit neraca pembayaran, dan situasi ekonomi global.
"Tetapi di sisi lain akan kena ke sektor riil, bisa saja kita mengalami kesulitan apabila lending rate meningkat. Ini yang harus dimitigasi dan dijaga," tandas Hatta.
Seperti diketahui, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan tingkat suku bunga (BI Rate) pada November 2013 sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen, dari 7,25 persen pada Oktober.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A Johansjah menyebut, naiknya BI Rate untuk mengendalikan Current Account Deficit atau defisit neraca pembayaran ke depannya. "BI Rate naik ini lebih untuk mengendalikan defisit tujuannya," ujar Difi di Gedung BI, Jakarta, kemarin.
Oleh karena itu, pemerintah akan mengembangkan beberapa paket ekonomi untuk menjaga pasar riil domestik agar tidak runtuh.
"Saya enggak mau ada perlambatan pembangunan di sektor riil, perusahaan-perusahaan yang kesulitan hingga mengalami lay off dan perlu ini (paket) atau enggak survive," ujar Hatta di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (13/12/2013).
Walaupun mengaku tidak bisa mengomentari kebijakan BI tersebut, namun Hatta juga melihat sisi positif dari kenaikan BI Rate tersebut seperti inflasi, defisit neraca pembayaran, dan situasi ekonomi global.
"Tetapi di sisi lain akan kena ke sektor riil, bisa saja kita mengalami kesulitan apabila lending rate meningkat. Ini yang harus dimitigasi dan dijaga," tandas Hatta.
Seperti diketahui, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan tingkat suku bunga (BI Rate) pada November 2013 sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen, dari 7,25 persen pada Oktober.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A Johansjah menyebut, naiknya BI Rate untuk mengendalikan Current Account Deficit atau defisit neraca pembayaran ke depannya. "BI Rate naik ini lebih untuk mengendalikan defisit tujuannya," ujar Difi di Gedung BI, Jakarta, kemarin.
(gpr)