Aset bank syariah di Sulsel capai Rp5 T
A
A
A
Sindonews.com - Pertumbuhan perbankan syariah di Sulawesi Selatan (Sulsel)cukup menggembirakan. Berdasarkan data Bank indonesia (BI), per September, aset bank umum syariah mencapai sekitar Rp5,41 triliun atau tumbuh 36,26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah I Sulampua (Grup Ekonomi dan Keuangan) Causa Iman Karana mengatakan, aset didominasi oleh bank swasta disusul bank pemerintah. Pertumbuhan aset tak terlepas dari kemampuan bank umum syariah di Sulsel dalam meraup dana pihak ketiga (DPK). Dana yang berhasil dihimpun per September sekitar Rp2,59 triliun atau tumbuh 42,76 persen (yoy).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan deposito sebesar 53,83 persen (yoy) atau Rp1,18 triliun per September 2013. "Untuk tabungan dan giro tercatat tumbuh lebih rendah masing-masing 37,71 persen (yoy) dan 21,33 persen (yoy)," ujarnya, Rabu (13/11/2013).
Karena itu, lanjut dia, BI terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan perbankan syariah di Sulsel. Di samping mendorong pembukaan jaringan kantor, BI juga gencar mengkampanyekan Bank Syariah.
Hanya saja, kendala yang selama ini dihadapi oleh perbankan syariah di Sulsel yakni kurangnya sumber daya manusia (SDM) serta pemahaman masyarakat akan produk-produk syariah.
"SDM memang menjadi kendala. Karena hanya sedikit yang memahami tentang produk syariah. Di samping itu, pemahaman masyarakat juga masih kurang sehingga perlu sosialisasi," paparnya.
Adapun upaya yang dilakukan BI adalah membantu perbankan syariah untuk sosialisasi ke industri-industri, memfasilitasi Asbisindo dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk melakukan training of trainer (TOT) atau pelatihan SDM, serta menggalakkan program Gerakan Ekonomi Syariah (Gres).
Melalui Gres, bank sentral akan mengenalkan bank syariah kepada masyarakat umum dan mengembangkan perekonomian syariah. Adapun pelaksanaannya dilakukan secara bertahap nantinya di Makassar.
Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah I Sulampua (Grup Ekonomi dan Keuangan) Causa Iman Karana mengatakan, aset didominasi oleh bank swasta disusul bank pemerintah. Pertumbuhan aset tak terlepas dari kemampuan bank umum syariah di Sulsel dalam meraup dana pihak ketiga (DPK). Dana yang berhasil dihimpun per September sekitar Rp2,59 triliun atau tumbuh 42,76 persen (yoy).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan deposito sebesar 53,83 persen (yoy) atau Rp1,18 triliun per September 2013. "Untuk tabungan dan giro tercatat tumbuh lebih rendah masing-masing 37,71 persen (yoy) dan 21,33 persen (yoy)," ujarnya, Rabu (13/11/2013).
Karena itu, lanjut dia, BI terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan perbankan syariah di Sulsel. Di samping mendorong pembukaan jaringan kantor, BI juga gencar mengkampanyekan Bank Syariah.
Hanya saja, kendala yang selama ini dihadapi oleh perbankan syariah di Sulsel yakni kurangnya sumber daya manusia (SDM) serta pemahaman masyarakat akan produk-produk syariah.
"SDM memang menjadi kendala. Karena hanya sedikit yang memahami tentang produk syariah. Di samping itu, pemahaman masyarakat juga masih kurang sehingga perlu sosialisasi," paparnya.
Adapun upaya yang dilakukan BI adalah membantu perbankan syariah untuk sosialisasi ke industri-industri, memfasilitasi Asbisindo dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk melakukan training of trainer (TOT) atau pelatihan SDM, serta menggalakkan program Gerakan Ekonomi Syariah (Gres).
Melalui Gres, bank sentral akan mengenalkan bank syariah kepada masyarakat umum dan mengembangkan perekonomian syariah. Adapun pelaksanaannya dilakukan secara bertahap nantinya di Makassar.
(gpr)