Hingga Oktober, SMGR serap capex Rp2,5 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sampai dengan Oktober 2013 sekitar Rp2,5 triliun.
Sekretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto mengungkap, dana itu banyak digunakan untuk proyek pabrik, peningkatan kapasitas, pembangunan pabrik packing plant, pengembangan sistem informasi IT, serta proyek-proyek lainnya.
“Kami juga akan terus melakukan terobosan berkelanjutan terkait dengan penggunaan energi ramah lingkungan,” kata dia kepada SINDO, Kamis (14/11/2013).
Dia melanjutkan, saat ini pihaknya tengah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (WHRPG) pada kuartal I-2014 mendatang. Nilai investasi WHRPG ini dirpoyeksikan antara Rp500-600 miliar. “Lokasi ini terletak di Tuban, Jawa Timur dan dibangun dengan kapasitas sekitar 26-28 megawatt,” ungkapnya.
Dalam kerja sama ini, Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto bersama Direktur produksi Suparni menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Presiden Direktur JFE Enggineering Jepang, Sumiyuki Kishimoto.
Dwi Soetjipto menerangkan, pemerintah Jepang telah menyiapkan skema khusus yang dinamakan Join Credit Mechanism (JCM). Menurut Dwi, skema itu merupakan skema bantuan dari Jepang yang diberikan pada perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara yang sudah teruji mengembangkan teknologi ramah lingkungan guna mengurangi efek gas rumah kaca.
“Selain proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap, roadshow Semen Indonesia ke Jepang juga menghasilkan kesepakatan lain. Di antaranya Municipal Solid Waste into Fuel Project (Penanganan sampah kota sebagai bahan bakar) dan Minucipal Solid Waste to Energy project (Penanganan sampah kota sebagai energi),” kata Dwi di Bali akhir pekan lalu.
Pihaknya berharap, jika semua lancar, tahun depan sudah mulai dilaksanakan proyek tersebut di Tuban. “Skema bantuan 50 persen pemerintah Jepang dari total investasi,” tutup dia.
Sekretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto mengungkap, dana itu banyak digunakan untuk proyek pabrik, peningkatan kapasitas, pembangunan pabrik packing plant, pengembangan sistem informasi IT, serta proyek-proyek lainnya.
“Kami juga akan terus melakukan terobosan berkelanjutan terkait dengan penggunaan energi ramah lingkungan,” kata dia kepada SINDO, Kamis (14/11/2013).
Dia melanjutkan, saat ini pihaknya tengah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (WHRPG) pada kuartal I-2014 mendatang. Nilai investasi WHRPG ini dirpoyeksikan antara Rp500-600 miliar. “Lokasi ini terletak di Tuban, Jawa Timur dan dibangun dengan kapasitas sekitar 26-28 megawatt,” ungkapnya.
Dalam kerja sama ini, Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto bersama Direktur produksi Suparni menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Presiden Direktur JFE Enggineering Jepang, Sumiyuki Kishimoto.
Dwi Soetjipto menerangkan, pemerintah Jepang telah menyiapkan skema khusus yang dinamakan Join Credit Mechanism (JCM). Menurut Dwi, skema itu merupakan skema bantuan dari Jepang yang diberikan pada perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara yang sudah teruji mengembangkan teknologi ramah lingkungan guna mengurangi efek gas rumah kaca.
“Selain proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap, roadshow Semen Indonesia ke Jepang juga menghasilkan kesepakatan lain. Di antaranya Municipal Solid Waste into Fuel Project (Penanganan sampah kota sebagai bahan bakar) dan Minucipal Solid Waste to Energy project (Penanganan sampah kota sebagai energi),” kata Dwi di Bali akhir pekan lalu.
Pihaknya berharap, jika semua lancar, tahun depan sudah mulai dilaksanakan proyek tersebut di Tuban. “Skema bantuan 50 persen pemerintah Jepang dari total investasi,” tutup dia.
(gpr)