BNI perkuat posisi dengan layanan transaksional
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan bisnis cash management sebesar 20 persen di tahun depan. Perseroan memantapkan posisinya sebagai transactional banking demi menggenjot fee based income (FBI) di kedepannya.
Perseroan akan meningkatkan nilai tambah layanan yang terintegrasi dan berbasis platform technology. Sehingga optimistis akan memanfaatkan penyaluran anggaran belanja APBN 2014 yang mencapai Rp1,800 triliun sebagai bank operasional dan persepsi.
Direktur Business Banking BBNI Krishna Suparto mengatakan, perseroan ingin mengembangkan layanan transaksional dari korporasi ke nasabah komersial. Dengan pengembangan ini, perseroan optimistis dapat mendongkrak porsi dana murah dalam yang hingga kuartal tiga tahun ini memiliki porsi 67 persen. Hal ini akan menjawab kebutuhan likuiditas perseroan akibat kenaikan BI rate naik 0,25 bps menjadi 7,5 persen.
"Kami ingin nasabah mengetahui kemampuan kami dalam pelayanan. Kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Krishna dalam acara Business Banking Solutions XChange yang kedua di Surabaya, Kamis (14/11/2013).
Dia juga mengatakan, perseroan telah melakukan transformasi dengan fokus di delapan sektor industri unggulan, yaitu agribisnis, telekomunikasi, makanan dan minuman, migas dan pertambangan, industri kimia, konstruksi, kelistrikan, serta perdagangan besar dan eceran.
Dengan teknologi terkini, pelayanan perseroan difokuskan dalam konsep BNI Wide, dengan meningkatkan kolaborasi antar unit bisnis di bawah payung Business Banking dengan treasuri dan internasional.
"Kami ingin memanfaatkan potensi masyarakat diaspora Indonesia yang tersebar. Transaksi dari mereka dapat meningkatkan pendapatan dari layanan remitensi," ujarnya.
Dia mengaku optimistis perseroan akan meraih keuntungan dengan nilai belanja negara dalam APBN 2014 yang naik Rp200 miliar dari tahun ini. Perseroan akan memposisikan diri sebagai penyalur dana APBN, pengumpul dana APBN, dan penjamin atas keluarnya dana APBN.
"Selain itu kami juga mempunyai potensi dalam melayani pembayaran pajak. Yang terbaru kami melayani pembayaran pajak impor," ujarnya.
Solusi pendanaan perseroan baik untuk investasi dan modal kerja yang dibutuhkan demi merampingkan bisnis dan mudah. Melalui teknologi online layanan perbankan dapat diintegrasikan dengan proses bisnis konsumen sehingga lebih efisien. Perseroan juga akan memiliki layanan trade finance yang mendukung ekspor dan impor.
Hingga kuartal tiga tahun ini perseroan mencatat 27 persen porsi kredit segmen menengah naik kelas menjadi segmen korporasi. Perseroan berharap dengan acara ini dapat mendorong debitur menengah mengoptimalkan layanan transaksional sehingga naik kelas ke segmen korporasi.
Perseroan akan meningkatkan nilai tambah layanan yang terintegrasi dan berbasis platform technology. Sehingga optimistis akan memanfaatkan penyaluran anggaran belanja APBN 2014 yang mencapai Rp1,800 triliun sebagai bank operasional dan persepsi.
Direktur Business Banking BBNI Krishna Suparto mengatakan, perseroan ingin mengembangkan layanan transaksional dari korporasi ke nasabah komersial. Dengan pengembangan ini, perseroan optimistis dapat mendongkrak porsi dana murah dalam yang hingga kuartal tiga tahun ini memiliki porsi 67 persen. Hal ini akan menjawab kebutuhan likuiditas perseroan akibat kenaikan BI rate naik 0,25 bps menjadi 7,5 persen.
"Kami ingin nasabah mengetahui kemampuan kami dalam pelayanan. Kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Krishna dalam acara Business Banking Solutions XChange yang kedua di Surabaya, Kamis (14/11/2013).
Dia juga mengatakan, perseroan telah melakukan transformasi dengan fokus di delapan sektor industri unggulan, yaitu agribisnis, telekomunikasi, makanan dan minuman, migas dan pertambangan, industri kimia, konstruksi, kelistrikan, serta perdagangan besar dan eceran.
Dengan teknologi terkini, pelayanan perseroan difokuskan dalam konsep BNI Wide, dengan meningkatkan kolaborasi antar unit bisnis di bawah payung Business Banking dengan treasuri dan internasional.
"Kami ingin memanfaatkan potensi masyarakat diaspora Indonesia yang tersebar. Transaksi dari mereka dapat meningkatkan pendapatan dari layanan remitensi," ujarnya.
Dia mengaku optimistis perseroan akan meraih keuntungan dengan nilai belanja negara dalam APBN 2014 yang naik Rp200 miliar dari tahun ini. Perseroan akan memposisikan diri sebagai penyalur dana APBN, pengumpul dana APBN, dan penjamin atas keluarnya dana APBN.
"Selain itu kami juga mempunyai potensi dalam melayani pembayaran pajak. Yang terbaru kami melayani pembayaran pajak impor," ujarnya.
Solusi pendanaan perseroan baik untuk investasi dan modal kerja yang dibutuhkan demi merampingkan bisnis dan mudah. Melalui teknologi online layanan perbankan dapat diintegrasikan dengan proses bisnis konsumen sehingga lebih efisien. Perseroan juga akan memiliki layanan trade finance yang mendukung ekspor dan impor.
Hingga kuartal tiga tahun ini perseroan mencatat 27 persen porsi kredit segmen menengah naik kelas menjadi segmen korporasi. Perseroan berharap dengan acara ini dapat mendorong debitur menengah mengoptimalkan layanan transaksional sehingga naik kelas ke segmen korporasi.
(gpr)