Harga saham DGIK diproyeksi Rp260-380
A
A
A
Sindonews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan harga saham PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) untuk 12 bulan akan berada dalam kisaran Rp260-380 per lembar saham.
Sementara pukul 14.45 WIB, harga saham perseroan turun Rp2 ke level Rp165 per saham. Sedangkan saham DGIK pagi tadi dibuka di level Rp170 per saham atau naik Rp3 dari penutupan kemarin di Rp167 per saham.
Analis Pefindo Gilang Pramadhan mengatakan, kinerja perusahaan konstruksi ini didukung prospek kinerja perseroan yang masih positif lantaran industri konstruksi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh 15 persen menjadi Rp380 triliun pada tahun ini.
Sementara sepanjang semester I tahun ini, realisasi belanja konstruksi mencapai 41 persen dari estimasi atau sebesar Rp156 triliun. "Kami optimistis target itu akan tercapai karena banyak proyek yang akan dimulai pada semester II tahun ini," kata dia dalam risetnya, Jumat (15/11/2013).
Sementara kinerja keuangan perseroan pada enam bulan pertama tahun ini tercatat positif. Laba bersih naik 106,8 persen menjadi Rp37 miliar dari Rp18 miliar didukung naiknya pendapatan sebesar 18,6 persen dari Rp559 miliar menjadi Rp663 miliar.
Adapun, rata-rata pertumbuhan industri hanya 55 persen selama periode itu. Dari sisi marjin laba bersih mencapai 5,6 persen atau di atas rata-rata industri 5,0 persen. Meningkatnya marjin didukung sektor Engineering, Procurement and Construction (EPC).
"Kami berharap laba DGIK menjadi lebih solid karena diversifikasi usaha ke bidang EPC, yang memiliki marjin lebih tinggi," ujar dia.
Melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang energi terbarukan, PT Inti Duta Energi, perseroan akan membangun pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 11 megawatt (MW). Pembangkit ini rencananya akan dibangun pada akhir 2013.
Sementara meski kenaikan BI rate dan harga bahan baku menguncang industri konstruksi, menurut Gilang, hanya bersifat sementara. Dia menuturkan, kondisi tersebut akan pulih karena kontraktor dapat menegosiasikan harga tender lebih tinggi.
Pefindo memperkirakan, perdapatan DGIK pada tahun ini berpotensi tumbuh 10,4 persen atau Rp1,3 triliun dan CAGR 11 persen dari tahun 2012-2015. Sedangkan laba bersih naik menjadi Rp53 miliar dari posisi tahun lalu Rp47 miliar.
Sementara pukul 14.45 WIB, harga saham perseroan turun Rp2 ke level Rp165 per saham. Sedangkan saham DGIK pagi tadi dibuka di level Rp170 per saham atau naik Rp3 dari penutupan kemarin di Rp167 per saham.
Analis Pefindo Gilang Pramadhan mengatakan, kinerja perusahaan konstruksi ini didukung prospek kinerja perseroan yang masih positif lantaran industri konstruksi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh 15 persen menjadi Rp380 triliun pada tahun ini.
Sementara sepanjang semester I tahun ini, realisasi belanja konstruksi mencapai 41 persen dari estimasi atau sebesar Rp156 triliun. "Kami optimistis target itu akan tercapai karena banyak proyek yang akan dimulai pada semester II tahun ini," kata dia dalam risetnya, Jumat (15/11/2013).
Sementara kinerja keuangan perseroan pada enam bulan pertama tahun ini tercatat positif. Laba bersih naik 106,8 persen menjadi Rp37 miliar dari Rp18 miliar didukung naiknya pendapatan sebesar 18,6 persen dari Rp559 miliar menjadi Rp663 miliar.
Adapun, rata-rata pertumbuhan industri hanya 55 persen selama periode itu. Dari sisi marjin laba bersih mencapai 5,6 persen atau di atas rata-rata industri 5,0 persen. Meningkatnya marjin didukung sektor Engineering, Procurement and Construction (EPC).
"Kami berharap laba DGIK menjadi lebih solid karena diversifikasi usaha ke bidang EPC, yang memiliki marjin lebih tinggi," ujar dia.
Melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang energi terbarukan, PT Inti Duta Energi, perseroan akan membangun pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 11 megawatt (MW). Pembangkit ini rencananya akan dibangun pada akhir 2013.
Sementara meski kenaikan BI rate dan harga bahan baku menguncang industri konstruksi, menurut Gilang, hanya bersifat sementara. Dia menuturkan, kondisi tersebut akan pulih karena kontraktor dapat menegosiasikan harga tender lebih tinggi.
Pefindo memperkirakan, perdapatan DGIK pada tahun ini berpotensi tumbuh 10,4 persen atau Rp1,3 triliun dan CAGR 11 persen dari tahun 2012-2015. Sedangkan laba bersih naik menjadi Rp53 miliar dari posisi tahun lalu Rp47 miliar.
(rna)