Emas dunia turun akibat permintaan fisik melemah
A
A
A
Sindonews.com - Harga emas di perdagangan internasional turun karena permintaan fisik dan komoditas lainnya melemah, mendorong para pedagang mengunci keuntungan nilai dalam tiga hari di tengah ekspektasi bahwa kebijakan moneter AS masih akan longgar.
Spekulasi bahwa calon Kepala Federal Reserve Janet Yellen akan mempertahankan kebijakan moneter bank sentral membantu mengangkat emas pada akhir pekan lalu.
Kebijakan moneter ultra-longgar (yang menguntungkan emas dengan menjaga suku bunga rendah memicu ekspektasi kenaikan inflasi) menjadi pendorong utama harga emas lebih tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Emas telah jatuh 23 persen sepanjang tahun ini atas spekulasi pengurangan kebijakan moneter Fed. Spot emas susut 0,3 persen di angka USD1,285.45 per ounce pada pukul 00.07 waktu SA.
Logam mulia naik lebih dari USD20 per ounce pada tiga hari terakhir, pekan lalu, setelah mencapai titik terendah dalam sebulan di USD1.260,89 per ounce.
Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun USD2,40 per ounce menjadi USD1.285,00.
"Tidak ada banyak uang segar yang masuk, dan premi China agak mengecewakan untuk sepanjang tahun. Hari ini semuanya merah, sehingga emas hanya ikut menyesuaikan," kata Simon Weeks, kepala logam mulia ScotiaMocatta, seperti dilansir dari IOL, Senin (18/11/2013).
"Jika kita memiliki bukti green shoot (pemulihan ekonomi AS) berubah menjadi sesuatu yang lebih bermakna, jelas akan berdampak negatif pada emas. Tapi, harapan mereka diperkirakan masih lebih jauh," ujarnya.
Logam mulia lainnya, perak turun 0,5 persen menjadi USD20,63 per ounce. Platinum berkurang 0,1 persen di USD1,435.50 per ounce dan spot paladium turun 0,6 persen menjadi USD723,97 per ounce.
Spekulasi bahwa calon Kepala Federal Reserve Janet Yellen akan mempertahankan kebijakan moneter bank sentral membantu mengangkat emas pada akhir pekan lalu.
Kebijakan moneter ultra-longgar (yang menguntungkan emas dengan menjaga suku bunga rendah memicu ekspektasi kenaikan inflasi) menjadi pendorong utama harga emas lebih tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Emas telah jatuh 23 persen sepanjang tahun ini atas spekulasi pengurangan kebijakan moneter Fed. Spot emas susut 0,3 persen di angka USD1,285.45 per ounce pada pukul 00.07 waktu SA.
Logam mulia naik lebih dari USD20 per ounce pada tiga hari terakhir, pekan lalu, setelah mencapai titik terendah dalam sebulan di USD1.260,89 per ounce.
Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun USD2,40 per ounce menjadi USD1.285,00.
"Tidak ada banyak uang segar yang masuk, dan premi China agak mengecewakan untuk sepanjang tahun. Hari ini semuanya merah, sehingga emas hanya ikut menyesuaikan," kata Simon Weeks, kepala logam mulia ScotiaMocatta, seperti dilansir dari IOL, Senin (18/11/2013).
"Jika kita memiliki bukti green shoot (pemulihan ekonomi AS) berubah menjadi sesuatu yang lebih bermakna, jelas akan berdampak negatif pada emas. Tapi, harapan mereka diperkirakan masih lebih jauh," ujarnya.
Logam mulia lainnya, perak turun 0,5 persen menjadi USD20,63 per ounce. Platinum berkurang 0,1 persen di USD1,435.50 per ounce dan spot paladium turun 0,6 persen menjadi USD723,97 per ounce.
(dmd)