Di Indonesia, Mitsubishi Outlander PHEV dibanderol Rp500 juta
A
A
A
Sindonews.com - PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) Motors, agen pemegang merek Mitsubishi pernah memamerkan Mitsubishi Outlander PHEV di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 beberapa waktu lalu.
Mobil yang digerakkan oleh mesin konvensional dan mampu membangkitkan energi listrik tersebut dibawa untuk menguji respon masyarakat Indonesia. Ada kemungkinan mobil ini akan dipasarkan di Indonesia.
Lalu, jika memang jadi dibawa ke Indonesia, berapa Mitsubishi akan membanderol mobil tersebut? Menurut Presiden Mitsubishi Motor Corp Osamu Masuko, banderol tersebut akan cukup mahal.
"Harganya Rp500 juta tidak termasuk import tax dan luxury tax," ujarnya serius kepada Sindonews di kantor pusat Mitsubishi Motor Corp di Tokyo, Jepang, Selasa (19/11/2013).
Untuk kategori mobil hybrid, mobil Mitsubishi tersebut memang mahal. Apalagi belum ada kebijakan yang positif bagi perkembangan mobil-mobil berbahan bakar alternatif. "Kami harapkan Anda bisa mengujinya langsung selama di Jepang ini, dan menulis dengan apa adanya," harap Osamu Masuko.
Mitsubishi Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) diklaim sebagai SUV pertama di dunia yang mengusung teknologi ramah lingkungan dan efisien.
Outlander PHEV tidak membutuhkan perlakuan khusus seperti mobil listrik murni. Ia memiliki mesin yang juga berfungsi sebagai generator saat tenaga baterainya berada pada level terendah. Mitsubishi Outlander PHEV tinggal dicolokkan langsung pada sumber kelistrikan di rumah tanpa perlu tambahan alat khusus.
Sebagaimana layaknya kendaraan ber-genre crossover SUV, Mitsubishi Outlander PHEV memiliki sistem penggerak AWD dan dilengkapi rem regeneratif untuk mengubah momentum kendaraan saat meluncur maupun mengerem menjadi tenaga listrik.
Pada mode electric only, baterai lithium ion yang diusungnya mampu menjalankan kendaraan hingga sejauh 60 km lebih. Daya jelajah yang lebih dari cukup untuk wara-wiri di perkotaan seperti Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia.
Dengan bantuan mesin bensin yang dapat juga berfungsi sebagai generator, daya jelajahnya meningkat hingga 897 km dengan konsumsi bahan bakar sekitar 67 km/liter.
Mobil yang digerakkan oleh mesin konvensional dan mampu membangkitkan energi listrik tersebut dibawa untuk menguji respon masyarakat Indonesia. Ada kemungkinan mobil ini akan dipasarkan di Indonesia.
Lalu, jika memang jadi dibawa ke Indonesia, berapa Mitsubishi akan membanderol mobil tersebut? Menurut Presiden Mitsubishi Motor Corp Osamu Masuko, banderol tersebut akan cukup mahal.
"Harganya Rp500 juta tidak termasuk import tax dan luxury tax," ujarnya serius kepada Sindonews di kantor pusat Mitsubishi Motor Corp di Tokyo, Jepang, Selasa (19/11/2013).
Untuk kategori mobil hybrid, mobil Mitsubishi tersebut memang mahal. Apalagi belum ada kebijakan yang positif bagi perkembangan mobil-mobil berbahan bakar alternatif. "Kami harapkan Anda bisa mengujinya langsung selama di Jepang ini, dan menulis dengan apa adanya," harap Osamu Masuko.
Mitsubishi Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) diklaim sebagai SUV pertama di dunia yang mengusung teknologi ramah lingkungan dan efisien.
Outlander PHEV tidak membutuhkan perlakuan khusus seperti mobil listrik murni. Ia memiliki mesin yang juga berfungsi sebagai generator saat tenaga baterainya berada pada level terendah. Mitsubishi Outlander PHEV tinggal dicolokkan langsung pada sumber kelistrikan di rumah tanpa perlu tambahan alat khusus.
Sebagaimana layaknya kendaraan ber-genre crossover SUV, Mitsubishi Outlander PHEV memiliki sistem penggerak AWD dan dilengkapi rem regeneratif untuk mengubah momentum kendaraan saat meluncur maupun mengerem menjadi tenaga listrik.
Pada mode electric only, baterai lithium ion yang diusungnya mampu menjalankan kendaraan hingga sejauh 60 km lebih. Daya jelajah yang lebih dari cukup untuk wara-wiri di perkotaan seperti Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia.
Dengan bantuan mesin bensin yang dapat juga berfungsi sebagai generator, daya jelajahnya meningkat hingga 897 km dengan konsumsi bahan bakar sekitar 67 km/liter.
(gpr)