Perusahaan aluminium Rusia ingin bangun pabrik di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menerima CEO dari salah satu perusahaan pengolahan aluminium terbesar di dunia, UC RUSAL yang bernama Oleg Deripaska di kantornya, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Salah satu hal yang dibahas antara Hatta dengan Oleg adalah keinginan RUSAL untuk berinvestasi secara total sebesar USD6 miliar untuk membuat pabrik pengolahan bauksit hingga menjadi aluminium. Sehingga mendorong hilirisasi industri bauksit di Indonesia.
Hatta juga menjelaskan bahwa RUSAL akan mulai berinvestasi sebesar USD3 miliar untuk membangun smelter dengan tujuan mengolah bauksit (barang mentah) menjadi alumina (barang setengah jadi).
"Lalu menyusul (pengolahan) dari alumina ke aluminium dan nanti berpotensi untuk industri hilirnya sampai ke aluminium foil serta berbagai macam produk turunan dari aluminium," kata Hatta.
Hatta juga menjelaskan kepada Oleg tentang UU Minerba Tahun 2009. Di mana pada awal Januari 2014 nanti tidak ada lagi barang mentah yang boleh diekspor ke luar negeri, karena menurutnya, pihak RUSAL sangat membutuhkan kepastian pemerintah.
"Jangan tiba-tiba kita flip flop dan mengizinkan ekspor barang mentah lagi. Itu akan membuat mereka (RUSAL) terpukul, apalagi investasinya sangat besar," lanjutnya.
Hatta juga memastikan pabrik yang akan dibangun di Kalimantan tersebut akan menggandeng salah satu Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) yang cukup besar yaitu PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. "Yang jelas saya ingin proyek ini secepatnya dimulai," pungkas Hatta.
Salah satu hal yang dibahas antara Hatta dengan Oleg adalah keinginan RUSAL untuk berinvestasi secara total sebesar USD6 miliar untuk membuat pabrik pengolahan bauksit hingga menjadi aluminium. Sehingga mendorong hilirisasi industri bauksit di Indonesia.
Hatta juga menjelaskan bahwa RUSAL akan mulai berinvestasi sebesar USD3 miliar untuk membangun smelter dengan tujuan mengolah bauksit (barang mentah) menjadi alumina (barang setengah jadi).
"Lalu menyusul (pengolahan) dari alumina ke aluminium dan nanti berpotensi untuk industri hilirnya sampai ke aluminium foil serta berbagai macam produk turunan dari aluminium," kata Hatta.
Hatta juga menjelaskan kepada Oleg tentang UU Minerba Tahun 2009. Di mana pada awal Januari 2014 nanti tidak ada lagi barang mentah yang boleh diekspor ke luar negeri, karena menurutnya, pihak RUSAL sangat membutuhkan kepastian pemerintah.
"Jangan tiba-tiba kita flip flop dan mengizinkan ekspor barang mentah lagi. Itu akan membuat mereka (RUSAL) terpukul, apalagi investasinya sangat besar," lanjutnya.
Hatta juga memastikan pabrik yang akan dibangun di Kalimantan tersebut akan menggandeng salah satu Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) yang cukup besar yaitu PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. "Yang jelas saya ingin proyek ini secepatnya dimulai," pungkas Hatta.
(izz)