TPID DIY perkirakan November terjadi deflasi
A
A
A
Sindonews.com - Kota Yogyakarta berpotensi mengalami deflasi. Hal ini berdasarkan hasil pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DI Yogyakarta (DIY), harga-harga komoditas pokok di Kota Yogyakarta sampai 18 November 2012 banyak mengalami penurunan.
Ketua TPID DIY, Djoko Raharto mengatakan, ada kemungkinan DIY mengalami deflasi. "Kalau toh inflasi akan sangat rendah. Perkiraan inflasi bulan ini pada kisaran -0,25 persen sampai 0,15 persen," katanya, Rabu (20/11/2013).
Menurut dia, kelompok bahan makanan diperkirakan menjadi penyumbang terbesar deflasi November. Khusus untuk beras, harganya stabil didukung oleh stok yang berlimpah.
Selain iutu, kelompok makanan jadi juga ada kecenderungan terjadi sedikit penurunan harga. Ini sejalan dengan penurunan harga kelompok bahan makanan dan penurunan permintaan.
Djoko mengatakan, pada kelompok transportasi dan komunikasi dipastikan harganya menurun. Pada November kegiatan hajatan sudah berkurang jauh. "Ini berdampak pada pengurangan permintaan, termasuk menurunnya permintaan pada jasa penerbangan," jelasnya.
Secara umum, hasil pantaun TPID DIY, harga-harga di pasaran mengalami penurunan seperti cabai sejalan dengan meningkatnya pasokan cabai di pasar Kramat Jati Jakarta. "Komoditas seperti bawang putih, telur ayam broiler, daging ayam, dan gula pasir terpantau menurun," ujarnya.
Sementara, komoditas yang harganya terpantau meningkat adalah bawang merah dan minyak goreng. Harga bawang merah meningkat karena produk bawang merah DIY yang kualitasnya bagus banyak dikirim ke daerah lain dengan harga yang lebih menarik. "Harga minyak goreng meningkat karena pasokan agak berkurang," imbuh dia.
Menurutnya, secara keseluruhan pada November ini tekanan terhadap harga-harga turun karena tiga hal. Pertama, tekanan permintaan jauh berkurang sejalan dengan berkurangnya kegiatan hajatan. Kedua, dari sisi penawaran, pasokan terjaga. Ketiga, ekspektasi masyarakat terhadap harga juga menurun.
Ketua TPID DIY, Djoko Raharto mengatakan, ada kemungkinan DIY mengalami deflasi. "Kalau toh inflasi akan sangat rendah. Perkiraan inflasi bulan ini pada kisaran -0,25 persen sampai 0,15 persen," katanya, Rabu (20/11/2013).
Menurut dia, kelompok bahan makanan diperkirakan menjadi penyumbang terbesar deflasi November. Khusus untuk beras, harganya stabil didukung oleh stok yang berlimpah.
Selain iutu, kelompok makanan jadi juga ada kecenderungan terjadi sedikit penurunan harga. Ini sejalan dengan penurunan harga kelompok bahan makanan dan penurunan permintaan.
Djoko mengatakan, pada kelompok transportasi dan komunikasi dipastikan harganya menurun. Pada November kegiatan hajatan sudah berkurang jauh. "Ini berdampak pada pengurangan permintaan, termasuk menurunnya permintaan pada jasa penerbangan," jelasnya.
Secara umum, hasil pantaun TPID DIY, harga-harga di pasaran mengalami penurunan seperti cabai sejalan dengan meningkatnya pasokan cabai di pasar Kramat Jati Jakarta. "Komoditas seperti bawang putih, telur ayam broiler, daging ayam, dan gula pasir terpantau menurun," ujarnya.
Sementara, komoditas yang harganya terpantau meningkat adalah bawang merah dan minyak goreng. Harga bawang merah meningkat karena produk bawang merah DIY yang kualitasnya bagus banyak dikirim ke daerah lain dengan harga yang lebih menarik. "Harga minyak goreng meningkat karena pasokan agak berkurang," imbuh dia.
Menurutnya, secara keseluruhan pada November ini tekanan terhadap harga-harga turun karena tiga hal. Pertama, tekanan permintaan jauh berkurang sejalan dengan berkurangnya kegiatan hajatan. Kedua, dari sisi penawaran, pasokan terjaga. Ketiga, ekspektasi masyarakat terhadap harga juga menurun.
(izz)