PLN berharap dapat gas langsung dari FSRU Jabar
A
A
A
Sindonews.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero berharap mendapat tambahan pasokan gas sebesar 30-40 billion British thermal units per day (BBTUD) secara langsung dari floating storage and regasification (FSRU) Jawa Barat, yang dialirkan melalui pipa Muara Karang-Muara Tawar-Tegal Gede.
Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, pasokan gas tersebut akan menggantikan skema pertukaran (swap) yang saat ini masuk ke PLTGU Muara Tawar, Bekasi.
“Untuk sementara ini, PLTGU Muara Tawar dapat gas dengan mekanisme swap sebesar 25 BBTUD. Namun, setelah kontraknya selesai akan dipasok secara langsung dari FSRU Jabar,” katanya di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menurut dia, pertimbangan utama mengganti skema swap dengan pasokan langsung dari terminal gas alam cair terapung FSRU Jabar karena harga lebih murah.
Suryadi mengatakan, dengan mekanisme swap, PLN harus membayar harga gas FSRU ditambah Rp500 per meter kubik (m3) atau setara USD1,5 per million British thermal units (MMBTU).
Sementara, kalau langsung dari FSRU, PLN hanya membayar harga FSRU ditambah ongkos angkut (toll fee) Muara Karang-Muara Tawar sekitar USD0,6/MMBTU.
“Pipa Muara Karang-Muara Tawar-Tegal Gede akan dioperasikan dengan skema open access, sehingga PLN hanya menambah toll fee saja,” ujar dia.
Dengan demikian, ada selisih hampir USD1,00 lebih murah kalau membeli secara langsung ke FSRU Jabar dibanding dengan swap. Dalam sehari penghematan subsidi listrik yang didapat sekitar USD30.000 atau USD11 juta per tahun.
Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, pasokan gas tersebut akan menggantikan skema pertukaran (swap) yang saat ini masuk ke PLTGU Muara Tawar, Bekasi.
“Untuk sementara ini, PLTGU Muara Tawar dapat gas dengan mekanisme swap sebesar 25 BBTUD. Namun, setelah kontraknya selesai akan dipasok secara langsung dari FSRU Jabar,” katanya di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menurut dia, pertimbangan utama mengganti skema swap dengan pasokan langsung dari terminal gas alam cair terapung FSRU Jabar karena harga lebih murah.
Suryadi mengatakan, dengan mekanisme swap, PLN harus membayar harga gas FSRU ditambah Rp500 per meter kubik (m3) atau setara USD1,5 per million British thermal units (MMBTU).
Sementara, kalau langsung dari FSRU, PLN hanya membayar harga FSRU ditambah ongkos angkut (toll fee) Muara Karang-Muara Tawar sekitar USD0,6/MMBTU.
“Pipa Muara Karang-Muara Tawar-Tegal Gede akan dioperasikan dengan skema open access, sehingga PLN hanya menambah toll fee saja,” ujar dia.
Dengan demikian, ada selisih hampir USD1,00 lebih murah kalau membeli secara langsung ke FSRU Jabar dibanding dengan swap. Dalam sehari penghematan subsidi listrik yang didapat sekitar USD30.000 atau USD11 juta per tahun.
(rna)