Jangan terlena dengan banyaknya middle class
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah memperingatkan Indonesia supaya tidak terlena dengan meningkatnya jumlah kalangan menengah setiap tahun. Pasalnya, hanya dua negara yang bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, negara yang berhasil keluar dari jebakan pendapatan menengah di kawasan Asia Timur adalah Korea dan Taiwan. Keduanya mampu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dalam empat dekade terakhir.
"Tidak banyak negara yang berhasil keluar dari middle income trap, karena cuma Korea Selatan dan Taiwan yang mampu keluar dari jebakan itu. Pendapatan per kapita mereka naik dari sekitar 10-20 persen menjadi sekitar 60-70 persen dari pendapatan per kapita AS," jelas dia di Subang, Jawa Barat, Minggu (24/11/2013).
Sementara itu, Bambang menyebut, pendapatan per kapita negara-negara Amerika Latin, seperti Brazil, Meksiko dan Peru kurang sukses dalam menghadapi jebakan pendapatan menengah itu.
"Sedangkan Argentina terjebak di pendapatan kalangan menengah itu dan baru bisa keluar dalam waktu lama (1970-2010). Nah, apakah Indonesia bisa berhasil atau tidak keluar dari jebakan itu, mengingat India diperkirakan sangat sulit keluar karena masih ada permasalahan suku, agama, dan lainnya," terang dia.
Jika ingin keluar dari jebakan pendapatan menengah, Bambang mengingatkan, Indonesia harus merancang transformasi dan baik secara bertahap supaya mampu bersaing dengan negara berupah rendah dalam eskpor manufaktur, selain melakukan inovasi tinggi dengan negara-negara maju.
"Tapi kita sendiri sudah susah bersaing dengan Bangladesh dan Vietnam yang menawarkan upah lebih murah. Dan kalau kita ekspor barang mentah terus tidak mungkin kita bisa bersaing dengan Korea dalam hal produk. Makanya harus ada inovasi karena sudah ada warning middle income trap untuk kita," tandas dia.
Berdasarkan catatannya, negara-negara non Eropa yang sukses naik ke pendapatan tinggi, antara lain, Hong Kong, Jepang, Korea, Singapura, China, Chili, Argentina, Israel dan Mauritius.
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, negara yang berhasil keluar dari jebakan pendapatan menengah di kawasan Asia Timur adalah Korea dan Taiwan. Keduanya mampu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dalam empat dekade terakhir.
"Tidak banyak negara yang berhasil keluar dari middle income trap, karena cuma Korea Selatan dan Taiwan yang mampu keluar dari jebakan itu. Pendapatan per kapita mereka naik dari sekitar 10-20 persen menjadi sekitar 60-70 persen dari pendapatan per kapita AS," jelas dia di Subang, Jawa Barat, Minggu (24/11/2013).
Sementara itu, Bambang menyebut, pendapatan per kapita negara-negara Amerika Latin, seperti Brazil, Meksiko dan Peru kurang sukses dalam menghadapi jebakan pendapatan menengah itu.
"Sedangkan Argentina terjebak di pendapatan kalangan menengah itu dan baru bisa keluar dalam waktu lama (1970-2010). Nah, apakah Indonesia bisa berhasil atau tidak keluar dari jebakan itu, mengingat India diperkirakan sangat sulit keluar karena masih ada permasalahan suku, agama, dan lainnya," terang dia.
Jika ingin keluar dari jebakan pendapatan menengah, Bambang mengingatkan, Indonesia harus merancang transformasi dan baik secara bertahap supaya mampu bersaing dengan negara berupah rendah dalam eskpor manufaktur, selain melakukan inovasi tinggi dengan negara-negara maju.
"Tapi kita sendiri sudah susah bersaing dengan Bangladesh dan Vietnam yang menawarkan upah lebih murah. Dan kalau kita ekspor barang mentah terus tidak mungkin kita bisa bersaing dengan Korea dalam hal produk. Makanya harus ada inovasi karena sudah ada warning middle income trap untuk kita," tandas dia.
Berdasarkan catatannya, negara-negara non Eropa yang sukses naik ke pendapatan tinggi, antara lain, Hong Kong, Jepang, Korea, Singapura, China, Chili, Argentina, Israel dan Mauritius.
(gpr)