Kemenperin kembangkan wirausaha berbasis pondok pesantren
A
A
A
Sindonews.com - Dalam upaya pengembangan program kewirausahaan berbasis pondok pesantren, Kementrian Perindustrian (Kemenperin) memberikan bantuan berupa mesin dan peralatan konveksi kepada Pondok Pesantren Nurul Hidayah di Kebumen Jawa Tengah.
Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Dirjen Industri Kecil Menengah Kemenperin Euis Saedah kepada Pimpinan Pondok Pesantren KH Kholawidengan disaksikan oleh Bupati Kebumen, Buyar Winarso pada Minggu 24 November 2013.
Acara penyerahan bantuan tersebut, dihadiri juga oleh jajaran Muspida Kabupaten Kebumen, Kepala Biro Umum Kementerian Perindustrian, jajaran Ditjen IKM, para pimpinan pondok-pondok pesantren dari Kabupaten Kebumen, para pengasuh dan santri pondok pesantren Nurul Hidayah serta undangan lainnya.
Bantuan yang diserahkan terdiri dari 35 unit mesin jahit Highspeed, 37 unit mesin jahit biasa, 4 unit mesin obras, 2 unit mesin bordir, 4 unit gunting potong dan 4 unit mesin Zig Zag.
Dalam acara tersebut, Dirjen IKM memberikan apresiasi kepada pondok pesantren yang memiliki misi untuk menjadikan para santrinya terampil dalam berwirausaha.
“Mereka ingin supaya santrinya tak hanya pandai mengaji tetapi juga pandai berdagang,” ujar Euis Saedah dalam siaran persnya, Senin (25/11/2013).
Program pengembangan wirausaha baru melalui IKM pondok pesantren telah dilaksanakan oleh Ditjen IKM sejak 1997 dan telah memberikan bantuan lebih dari 1.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Kebumen, Buyar Winarso menyambut baik bantuan yang diberikan pemerintah kepada pondok pesantren karena diharapkan dapatmeningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
“Melalui program kewirausahaan berbasis pondok pesantren, kami berharap industri-industri rumah tangga yang sudah ada di Kabupaten Kebumen dapat lebih ditingkatkan lagi produksi dan kualitasnya sehingga dapat menembus pasar dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Euis Saedah mengatakan, sebanyak 50 orang santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Nurul Hidayah akan dilatih cara penggunaan mesin-mesin tersebut oleh para instruktur dari Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.
“Ditjen IKM tidak akan melepas begitu saja, secara periodik pembinaan ini akan kami evaluasi dan ditingkatkan hal-hal yang bisa menjadikan pesantren ini basis untuk kewirausahaan,” tegas Dirjen IKM.
Diharapkan, produk-produk yang dihasilkan oleh para santri tersebut, kedepannya bisa lebih bermutu dan mampumemenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Dirjen Industri Kecil Menengah Kemenperin Euis Saedah kepada Pimpinan Pondok Pesantren KH Kholawidengan disaksikan oleh Bupati Kebumen, Buyar Winarso pada Minggu 24 November 2013.
Acara penyerahan bantuan tersebut, dihadiri juga oleh jajaran Muspida Kabupaten Kebumen, Kepala Biro Umum Kementerian Perindustrian, jajaran Ditjen IKM, para pimpinan pondok-pondok pesantren dari Kabupaten Kebumen, para pengasuh dan santri pondok pesantren Nurul Hidayah serta undangan lainnya.
Bantuan yang diserahkan terdiri dari 35 unit mesin jahit Highspeed, 37 unit mesin jahit biasa, 4 unit mesin obras, 2 unit mesin bordir, 4 unit gunting potong dan 4 unit mesin Zig Zag.
Dalam acara tersebut, Dirjen IKM memberikan apresiasi kepada pondok pesantren yang memiliki misi untuk menjadikan para santrinya terampil dalam berwirausaha.
“Mereka ingin supaya santrinya tak hanya pandai mengaji tetapi juga pandai berdagang,” ujar Euis Saedah dalam siaran persnya, Senin (25/11/2013).
Program pengembangan wirausaha baru melalui IKM pondok pesantren telah dilaksanakan oleh Ditjen IKM sejak 1997 dan telah memberikan bantuan lebih dari 1.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Kebumen, Buyar Winarso menyambut baik bantuan yang diberikan pemerintah kepada pondok pesantren karena diharapkan dapatmeningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
“Melalui program kewirausahaan berbasis pondok pesantren, kami berharap industri-industri rumah tangga yang sudah ada di Kabupaten Kebumen dapat lebih ditingkatkan lagi produksi dan kualitasnya sehingga dapat menembus pasar dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Euis Saedah mengatakan, sebanyak 50 orang santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Nurul Hidayah akan dilatih cara penggunaan mesin-mesin tersebut oleh para instruktur dari Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.
“Ditjen IKM tidak akan melepas begitu saja, secara periodik pembinaan ini akan kami evaluasi dan ditingkatkan hal-hal yang bisa menjadikan pesantren ini basis untuk kewirausahaan,” tegas Dirjen IKM.
Diharapkan, produk-produk yang dihasilkan oleh para santri tersebut, kedepannya bisa lebih bermutu dan mampumemenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
(gpr)