Seng ilegal China hancurkan industri dalam negeri
A
A
A
Sindonews.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengeluhkan adanya impor seng ilegal dari China yang masuk ke Indonesia. Apalagi, seng tersebut tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Ketua Komite Tetap Standardisasi dan Mutu Produk Kadin, Azis Pane mengatakan, konsumen ditipu dengan hanya menggunakan 75 persen zinc (seng), sehingga daya tahan kurang dari satu tahun.
Menurut dia, masuknya seng ilegal China tersebut membuat industri dalam negeri banyak gulung tikar. Setidaknya hingga saat ini sudah empat industri yang tutup. Di mana satu industri mempunyai 1.500 karyawan.
"Kerugian jika dihitung totalnya itu mencapai Rp87,5 miliar per bulan. Banyak perusahaan merumahkan karyawannya yang meningkatnya pengangguran," katanya di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (26/11/2013).
Dia menduga, jika hal ini terus dibiarkan maka pengangguran akan semakin banyak dan kerugian industri juga semakin membengkak. Selain itu, seng ilegal ini juga membuat industri penghasil seng berubah menjadi penjual seng ilegal. Ini dilakukan semata-mata untuk tetap bertahan.
"Ada perusahaan tidak mau produksi dan ikut menjual dagang ilegal. Akibatnya pengangguran bertambah. Rugi banyak dan untungkan segelintir orang. Konsumen rugi dan pemerintah rugi dalam sektor pajak," tegasnya.
Azis mengatakan, jika kondisi ini tidak segera ditindaklanjuti maka nanti tidak menutup kemungkinan angka pengangguran akan bertambah. Kemudian pemerintah akan dirugikan tidak adanya pajak yang masuk.
"Seng ini juga ada korban. Ada sekolah SD ambruk coba cek seng-nya dari mana. Sekarang ini empat bangkrut, kita akan surati kepolisian tindakan saat ini makin besar," kata dia.
Ketua Komite Tetap Standardisasi dan Mutu Produk Kadin, Azis Pane mengatakan, konsumen ditipu dengan hanya menggunakan 75 persen zinc (seng), sehingga daya tahan kurang dari satu tahun.
Menurut dia, masuknya seng ilegal China tersebut membuat industri dalam negeri banyak gulung tikar. Setidaknya hingga saat ini sudah empat industri yang tutup. Di mana satu industri mempunyai 1.500 karyawan.
"Kerugian jika dihitung totalnya itu mencapai Rp87,5 miliar per bulan. Banyak perusahaan merumahkan karyawannya yang meningkatnya pengangguran," katanya di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (26/11/2013).
Dia menduga, jika hal ini terus dibiarkan maka pengangguran akan semakin banyak dan kerugian industri juga semakin membengkak. Selain itu, seng ilegal ini juga membuat industri penghasil seng berubah menjadi penjual seng ilegal. Ini dilakukan semata-mata untuk tetap bertahan.
"Ada perusahaan tidak mau produksi dan ikut menjual dagang ilegal. Akibatnya pengangguran bertambah. Rugi banyak dan untungkan segelintir orang. Konsumen rugi dan pemerintah rugi dalam sektor pajak," tegasnya.
Azis mengatakan, jika kondisi ini tidak segera ditindaklanjuti maka nanti tidak menutup kemungkinan angka pengangguran akan bertambah. Kemudian pemerintah akan dirugikan tidak adanya pajak yang masuk.
"Seng ini juga ada korban. Ada sekolah SD ambruk coba cek seng-nya dari mana. Sekarang ini empat bangkrut, kita akan surati kepolisian tindakan saat ini makin besar," kata dia.
(izz)