Kinerja PGAS terus meningkat selama 2013
A
A
A
Sindonews.com - Untuk mendukung pembangunan infrastruktur gas bumi nasional, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS ) didukung oleh fundamental keuangan yang solid. Sampai kuartal III-2013, pendapatan bersih tercatat sebesar USD2,20 miliar, meningkat 20 persen daripada periode sama 2012 senilai USD1,83 miliar.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 3 persen akhir September 2013 mencapai USD3,77 miliar atau sekitar Rp43,35 triliun (kurs Rp11.500/USD).
Selama periode Januari-September 2013, volume gas distribusi perseroan sebesar 808 MMSCFD naik daripada periode sama 2012 sebesar 801 MMSCFD. Adapun volume gas untuk transmisi sebesar 867 MMSCFD, menurun dibandingkan periode sama 2012 sebesar 878 MMSCFD.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGAS, M Wahid Sutopo menjelaskan, mayoritas gas PGN disalurkan untuk mendukung kegiatan industri.
"Dari total volume gas distribusi, sekitar 97 persen diperuntukkan bagi sektor industri dan sisanya bagi pelanggan komersial serta rumah tangga," jelas Wahid di acara Investor Summit di Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Dengan harga gas PGAS rata-rata sebesar USD9,2 per MMBTU, industri akan menikmati benefit lebih besar dibandingkan bila menggunakan minyak bumi. Pasalnya harga minyak non subsidi kini sekitar USD29,67 MMBTU.
Pemanfaatan gas bumi bagi Industri, lanjut Wahid, menjadi sangat strategis karena benefitnya sangat besar. Oleh karena itu, PGAS akan terus mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan sinergi dan integrasi antara pasokan, infrastruktur dan pasar, sehingga transformasi energi ke gas bumi dapat benar-benar diwujudkan.
“Bila diberikan kepercayaan pemerintah, PGAS siap untuk mempercepat program konversi ke gas bumi tersebut. Kami optimistis PGAS dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi terbatasnya sumber energi di Indonesia,” tegas Wahid.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 3 persen akhir September 2013 mencapai USD3,77 miliar atau sekitar Rp43,35 triliun (kurs Rp11.500/USD).
Selama periode Januari-September 2013, volume gas distribusi perseroan sebesar 808 MMSCFD naik daripada periode sama 2012 sebesar 801 MMSCFD. Adapun volume gas untuk transmisi sebesar 867 MMSCFD, menurun dibandingkan periode sama 2012 sebesar 878 MMSCFD.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGAS, M Wahid Sutopo menjelaskan, mayoritas gas PGN disalurkan untuk mendukung kegiatan industri.
"Dari total volume gas distribusi, sekitar 97 persen diperuntukkan bagi sektor industri dan sisanya bagi pelanggan komersial serta rumah tangga," jelas Wahid di acara Investor Summit di Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Dengan harga gas PGAS rata-rata sebesar USD9,2 per MMBTU, industri akan menikmati benefit lebih besar dibandingkan bila menggunakan minyak bumi. Pasalnya harga minyak non subsidi kini sekitar USD29,67 MMBTU.
Pemanfaatan gas bumi bagi Industri, lanjut Wahid, menjadi sangat strategis karena benefitnya sangat besar. Oleh karena itu, PGAS akan terus mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan sinergi dan integrasi antara pasokan, infrastruktur dan pasar, sehingga transformasi energi ke gas bumi dapat benar-benar diwujudkan.
“Bila diberikan kepercayaan pemerintah, PGAS siap untuk mempercepat program konversi ke gas bumi tersebut. Kami optimistis PGAS dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi terbatasnya sumber energi di Indonesia,” tegas Wahid.
(gpr)