Indef: Pemerintah jangan bikin pasar panik
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Indef, Enny Sri Hartati mengatakan, banyaknya spekulasi yang beredar ternyata sangat memengaruhi psikologis pasar.
"Pemerintah sebaiknya jangan membuat terlalu banyak spekulasi negatif terhadap pasar, harusnya menenangkan," ucapnya saat dihubungi oleh Sindonews, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Dia mengatakan, bahwa psikologis pasar sangat dipengaruhi spekulasi, dengan adanya langkah pemerintah dalam menenangkan psikologis pasar maka tidak akan ada kepanikan pasar yang membuat gejolak tertentu.
Menurutnya, langkah yang harus diambil pemerintah adalah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pasti bisa diterima pasar serta mendatangkan stabilitas harga.
Dia menegaskan, dalam membuat kebijakan sebaiknya pemerintah jangan salah ramuan, dan obat yang tepat dalam menangani defisit neraca perdagangan. "Kebijakan itu jangan sampai salah ramuan, jangan sampai salah obat," imbuhnya.
Selain itu, pemerintah juga harus bisa mengendalikan impor. Misalnya impor pangan dan migas. Pihaknya mengimbau bahwa pemerintah harus konkret dalam menangani masalah ekonomi.
Pemerintah juga sebaiknya memberi kesan bahwa apa yang dihadapi hanyalah permasalahan jangka pendek. Karena jika tidak maka jangan heran pasar akan terus bergejolak.
Enny mengatakan, saat ini harus ada kerja sama antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI), bukannya jalan masing-masing. "Harus ada bauaran kebijakan moneter dan fiskal. Saat ini BI sudah maksimal dalam kebijakan moneternya, tetapi malah fiskal dari pemerintah tidak ada," pungkas dia.
"Pemerintah sebaiknya jangan membuat terlalu banyak spekulasi negatif terhadap pasar, harusnya menenangkan," ucapnya saat dihubungi oleh Sindonews, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Dia mengatakan, bahwa psikologis pasar sangat dipengaruhi spekulasi, dengan adanya langkah pemerintah dalam menenangkan psikologis pasar maka tidak akan ada kepanikan pasar yang membuat gejolak tertentu.
Menurutnya, langkah yang harus diambil pemerintah adalah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pasti bisa diterima pasar serta mendatangkan stabilitas harga.
Dia menegaskan, dalam membuat kebijakan sebaiknya pemerintah jangan salah ramuan, dan obat yang tepat dalam menangani defisit neraca perdagangan. "Kebijakan itu jangan sampai salah ramuan, jangan sampai salah obat," imbuhnya.
Selain itu, pemerintah juga harus bisa mengendalikan impor. Misalnya impor pangan dan migas. Pihaknya mengimbau bahwa pemerintah harus konkret dalam menangani masalah ekonomi.
Pemerintah juga sebaiknya memberi kesan bahwa apa yang dihadapi hanyalah permasalahan jangka pendek. Karena jika tidak maka jangan heran pasar akan terus bergejolak.
Enny mengatakan, saat ini harus ada kerja sama antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI), bukannya jalan masing-masing. "Harus ada bauaran kebijakan moneter dan fiskal. Saat ini BI sudah maksimal dalam kebijakan moneternya, tetapi malah fiskal dari pemerintah tidak ada," pungkas dia.
(izz)