Perusahaan penerbangan di Indonesia kekurangan pilot
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah lulusan pilot di dalam negeri masih belum berimbang dengan kebutuhan perusahaan penerbangan di Indonesia yang terus berkembang.
Untuk itu, pemerintah melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan terus berupaya meningkatkan kebutuhan pilot. Berbagai program pendidikan, kerjasama dan akreditasi diberikan untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas para calon penerbang.
"Seiring dengan meningkatnya maskapai penerbangan di dalam negeri, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan dan kualitas pilot. Terbaru, kami membangun sekolah penerbangan di Banyuwangi," ujar Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Yudhi Sari Sitompul dalam siaran pers, Jumat (29/11/2013).
Dia mengungkapkan, selain Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang, Banten, lembaga pendidikan yang dibangun pemerintah adalah Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi, Jawa Timur.
Langkah ini merupakan sebuah terobosan, mengingat lebih dari 60 tahun pemerintah hanya memiliki satu sekolah tinggi penerbangan, STPI Curug yang berdiri pada 1952. Sementara kebutuhan sumber daya pilot terus meningkat.
"Pembangunan Loka Diklat Penerbang Banyuwangi sebagai komitmen kami dalam memenuhi kebutuhan pilot nasional. Kami mencatat, Indonesia sedikitnya membutuhkan 1.800 pilot hingga 2015 mendatang," terang Yudhi.
Dia memaparkan, selain dua lembaga pendidikan pilot milik pemerintah, pihaknya juga mengawasi 13 sekolah swasta. Kurikulum, kualitas pengajar dan fasilitas diwajibkan sesuai dengan standar penerbangan yang ditetapkan pemerintah.
Total dari 15 lembaga pendidikan pilot yang ada saat ini, jumlah lulusan yang dihasilkan dalam setahun sekitar 300 orang. Sementara jumlah pilot yang dibutuhkan 700 orang.
"Angka ini memang belum sebanding dengan kebutuhan pilot kita. Kami mencatat ada sekitar 500 pilot asing yang bekerja di sejumlah maskapai penerbangan Indonesia. Ini terjadi bukan karena masalah kualitas, tapi memang karena kita kekurangan SDM pilot," jelasnya.
Dia menambahkan, berdasarkan data lembaga penerbangan internasional, untuk wilayah Asia Pasifik tenaga pilot yang dibutuhkan sebanyak 13.983 ribu. "Jumlah ideal yang dibutuhkan oleh 10 negara Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, kalau kita hitung sekitar 1.400 pilot," tandas Yudhi.
Untuk itu, pemerintah melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan terus berupaya meningkatkan kebutuhan pilot. Berbagai program pendidikan, kerjasama dan akreditasi diberikan untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas para calon penerbang.
"Seiring dengan meningkatnya maskapai penerbangan di dalam negeri, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan dan kualitas pilot. Terbaru, kami membangun sekolah penerbangan di Banyuwangi," ujar Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Yudhi Sari Sitompul dalam siaran pers, Jumat (29/11/2013).
Dia mengungkapkan, selain Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang, Banten, lembaga pendidikan yang dibangun pemerintah adalah Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi, Jawa Timur.
Langkah ini merupakan sebuah terobosan, mengingat lebih dari 60 tahun pemerintah hanya memiliki satu sekolah tinggi penerbangan, STPI Curug yang berdiri pada 1952. Sementara kebutuhan sumber daya pilot terus meningkat.
"Pembangunan Loka Diklat Penerbang Banyuwangi sebagai komitmen kami dalam memenuhi kebutuhan pilot nasional. Kami mencatat, Indonesia sedikitnya membutuhkan 1.800 pilot hingga 2015 mendatang," terang Yudhi.
Dia memaparkan, selain dua lembaga pendidikan pilot milik pemerintah, pihaknya juga mengawasi 13 sekolah swasta. Kurikulum, kualitas pengajar dan fasilitas diwajibkan sesuai dengan standar penerbangan yang ditetapkan pemerintah.
Total dari 15 lembaga pendidikan pilot yang ada saat ini, jumlah lulusan yang dihasilkan dalam setahun sekitar 300 orang. Sementara jumlah pilot yang dibutuhkan 700 orang.
"Angka ini memang belum sebanding dengan kebutuhan pilot kita. Kami mencatat ada sekitar 500 pilot asing yang bekerja di sejumlah maskapai penerbangan Indonesia. Ini terjadi bukan karena masalah kualitas, tapi memang karena kita kekurangan SDM pilot," jelasnya.
Dia menambahkan, berdasarkan data lembaga penerbangan internasional, untuk wilayah Asia Pasifik tenaga pilot yang dibutuhkan sebanyak 13.983 ribu. "Jumlah ideal yang dibutuhkan oleh 10 negara Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, kalau kita hitung sekitar 1.400 pilot," tandas Yudhi.
(dmd)