BI minta bank umum salurkan kredit ke UMKM
A
A
A
Sindonews.com - Sebagai tulang punggung perekonomian nasional, Bank Indonesia(BI) terus mendorong penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah I Sulampua, Suhaedi mengatakan, salah satu bentuk dukungan konkret BI dalam mendorong percepatan pengembangan financial inclusion adalah dengan mengeluarkan kebijakan PBI No 14/22/PBI/2012 tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan UMKM.
Menurutnya, dalam peraturan tersebut mewajibkan bank umum untuk menyalurkan sebagian dananya dalam bentuk kredit. "Atau pembiayaan kepada UMKM dengan pangsa minimal 20 persen yang dilakukan secara bertahap," katanya, Jumat (29/11/2013).
Selain itu, perbankan juga perlu meningkatkan fungsi intermediasinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada koperasi, pengusaha kecil, dan menengah.
Berdasarkan data BI, pertumbuhan kredit UMKM di Sulsel relatif meningkat dengan pertumbuhan sebesar 27,15 persen atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit UMKM nasional.
Pangsa penyaluran kredit UMKM di Sulsel terus mengalami peningkatan. Meski mengalami penurunan sejak pertengahan 2013, pangsa penyaluran kredit UMKM di Sulsel per September mencapai 29,15 persen dari total kredit di Sulsel.
Hingga September 2013, penyaluran kredit UMKM di Sulsel mencapa Rp23,21 triliun dengan komposisi kredit modal kerja senilai Rp15,83 triliun dengan kontribusi 68,22 persen dan kredit investasi Rp7,37 triliun dengan kontribusi 31,78 persen.
Kredit UMKM di Sulsel sebagian besar disalurkamn kepada usaha menengah senilai Rp9,68 triliun, disusul usaha kecil Rp9,18 triliun, dan usaha mikro dengan penyaluran mencapai Rp4,37 triliun.
Sementara, secara sektoral, penyaluran kredit UMKM sebagian besar disalurkan kepada sektor perdagangan dengan penyaluran mencapai Rp14,48 triliun.
Adapun kualitas penyaluran kredit UMKM di Sulsel, meski relatif mengalami peningkatan Non Performing Loan (NPL), kualitas masih terjaga karena di bawah ambang batas rasio NPL 5 persen, yakni 4,71 persen.
Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah I Sulampua (Grup Ekonomi dan Keuangan), Causa Iman Karana menambahkan, dukungan BI dalam mendorong pemberian kredit UMKM juga dilakukan dalam perluasan bentuk dan penerima bantuan teknis.
Kegiatan bantuan teknis dilakukan dalam bentuk penelitian, pelatihan, penyediaan informasi, dan fasilitasi. Sementara penerima bantuan teknis adalah bank umum, BPR/BPRS, lembaga pembiayaan UMKM, lembaga penyedia jasa, dan UMKM.
AMenurutnya, bantuan teknis yang disediakan BI seperti peningkatan kompetensi bagi SDM perbankan dalam melakukan pembiayaan kepada UMKM dalam rangka meningkatkan capacity building UMKM agar mampu memenuhi persyaratan teknis dari perbankan.
Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah I Sulampua, Suhaedi mengatakan, salah satu bentuk dukungan konkret BI dalam mendorong percepatan pengembangan financial inclusion adalah dengan mengeluarkan kebijakan PBI No 14/22/PBI/2012 tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan UMKM.
Menurutnya, dalam peraturan tersebut mewajibkan bank umum untuk menyalurkan sebagian dananya dalam bentuk kredit. "Atau pembiayaan kepada UMKM dengan pangsa minimal 20 persen yang dilakukan secara bertahap," katanya, Jumat (29/11/2013).
Selain itu, perbankan juga perlu meningkatkan fungsi intermediasinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada koperasi, pengusaha kecil, dan menengah.
Berdasarkan data BI, pertumbuhan kredit UMKM di Sulsel relatif meningkat dengan pertumbuhan sebesar 27,15 persen atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit UMKM nasional.
Pangsa penyaluran kredit UMKM di Sulsel terus mengalami peningkatan. Meski mengalami penurunan sejak pertengahan 2013, pangsa penyaluran kredit UMKM di Sulsel per September mencapai 29,15 persen dari total kredit di Sulsel.
Hingga September 2013, penyaluran kredit UMKM di Sulsel mencapa Rp23,21 triliun dengan komposisi kredit modal kerja senilai Rp15,83 triliun dengan kontribusi 68,22 persen dan kredit investasi Rp7,37 triliun dengan kontribusi 31,78 persen.
Kredit UMKM di Sulsel sebagian besar disalurkamn kepada usaha menengah senilai Rp9,68 triliun, disusul usaha kecil Rp9,18 triliun, dan usaha mikro dengan penyaluran mencapai Rp4,37 triliun.
Sementara, secara sektoral, penyaluran kredit UMKM sebagian besar disalurkan kepada sektor perdagangan dengan penyaluran mencapai Rp14,48 triliun.
Adapun kualitas penyaluran kredit UMKM di Sulsel, meski relatif mengalami peningkatan Non Performing Loan (NPL), kualitas masih terjaga karena di bawah ambang batas rasio NPL 5 persen, yakni 4,71 persen.
Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah I Sulampua (Grup Ekonomi dan Keuangan), Causa Iman Karana menambahkan, dukungan BI dalam mendorong pemberian kredit UMKM juga dilakukan dalam perluasan bentuk dan penerima bantuan teknis.
Kegiatan bantuan teknis dilakukan dalam bentuk penelitian, pelatihan, penyediaan informasi, dan fasilitasi. Sementara penerima bantuan teknis adalah bank umum, BPR/BPRS, lembaga pembiayaan UMKM, lembaga penyedia jasa, dan UMKM.
AMenurutnya, bantuan teknis yang disediakan BI seperti peningkatan kompetensi bagi SDM perbankan dalam melakukan pembiayaan kepada UMKM dalam rangka meningkatkan capacity building UMKM agar mampu memenuhi persyaratan teknis dari perbankan.
(izz)