IHSG tunggu rilis inflasi November
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang 'dag dig dug' menanti data ekonomi Indonesia, yakni data inflasi dan neraca perdagangan yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.
Setelah selama sepekan lalu IHSG turun 1,42 persen atau selama November IHSG turun tajam 5,63 persen diiringi aksi jual asing selama 48 minggu sebesar Rp18,61 triliun, maka harapan terakhir pada 2013 adalah bulan Desember ini yang akan bergerak dalam kisaran 4.132-4.449.
Salah satu penentunya adalah dirilisnya beberapa data ekonomi penting pada hari Senin, yakni inflasi November serta EXIM Oktober. Sekedar mengingatkan, inflasi Oktober secara year on year (yoy) berada pada level 8,32 persen dan inflasi berpotensi naik setelah rupiah kembali terdepresiasi atas USD dalam sebulan ini.
"Jika data makro ekonomi tersebut mengecewakan maka harapan Santa Clause yang biasanya datang di bulan Desember bisa buyar. Padahal kedatangannya sangat diperlukan sebelum masuk masa yang sangat volatile di semester I/2014," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Senin (2/12/2013).
Meskipun demikian, Edwin menjelaskan, bila dilihat dari lajunya secara teknikal tampak IHSG mulai bergeser pada tren penguatannya. Dia memperediksi rentang IHSG di kisaran 4.231-4.282.
"Pola piercing terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish reversal," papar dia.
Dari luar negeri, walaupun sejak tahun 1950, Dow Jones naik di bulan Desember, tetapi bukan berarti akan dilalui dengan mudah karena minggu ini data ekonomi yang dirilis cukup berat terutama retail sales setelah libur panjang Thanksgiving.
Yang artinya, dimulainya holiday shopping season and employment yang akan dipakai sebagai petunjuk mengenai taperring off serta ketegangan antara China VS Jepang-Korsel-AS.
Adapun, data penting terkait employment yang akan dirilis, yakni NFP bulan November, dimana konsensus ekonom diperkirakan 185.000 pekerjaan akan tercipta atau turun dibandingkan data Oktober sebanyak 204.000 pekerjaan.
Tak kalah pentingnya adalah ADP November atas private sector payrolls di hari Rabu dan weekly jobless claims di hari Kamis. Data lain yang ditunggu adalah ISM manufacturing and services sector serta ISM factory index yang akan dirilis pada Senin dan Rabu.
Kemudian diikuti pula dengan rilis factory orders Kamis dan consumer sentiment dari University of Michigan pada penghujung pekan atau pada hari Jumat.
Setelah selama sepekan lalu IHSG turun 1,42 persen atau selama November IHSG turun tajam 5,63 persen diiringi aksi jual asing selama 48 minggu sebesar Rp18,61 triliun, maka harapan terakhir pada 2013 adalah bulan Desember ini yang akan bergerak dalam kisaran 4.132-4.449.
Salah satu penentunya adalah dirilisnya beberapa data ekonomi penting pada hari Senin, yakni inflasi November serta EXIM Oktober. Sekedar mengingatkan, inflasi Oktober secara year on year (yoy) berada pada level 8,32 persen dan inflasi berpotensi naik setelah rupiah kembali terdepresiasi atas USD dalam sebulan ini.
"Jika data makro ekonomi tersebut mengecewakan maka harapan Santa Clause yang biasanya datang di bulan Desember bisa buyar. Padahal kedatangannya sangat diperlukan sebelum masuk masa yang sangat volatile di semester I/2014," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Senin (2/12/2013).
Meskipun demikian, Edwin menjelaskan, bila dilihat dari lajunya secara teknikal tampak IHSG mulai bergeser pada tren penguatannya. Dia memperediksi rentang IHSG di kisaran 4.231-4.282.
"Pola piercing terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish reversal," papar dia.
Dari luar negeri, walaupun sejak tahun 1950, Dow Jones naik di bulan Desember, tetapi bukan berarti akan dilalui dengan mudah karena minggu ini data ekonomi yang dirilis cukup berat terutama retail sales setelah libur panjang Thanksgiving.
Yang artinya, dimulainya holiday shopping season and employment yang akan dipakai sebagai petunjuk mengenai taperring off serta ketegangan antara China VS Jepang-Korsel-AS.
Adapun, data penting terkait employment yang akan dirilis, yakni NFP bulan November, dimana konsensus ekonom diperkirakan 185.000 pekerjaan akan tercipta atau turun dibandingkan data Oktober sebanyak 204.000 pekerjaan.
Tak kalah pentingnya adalah ADP November atas private sector payrolls di hari Rabu dan weekly jobless claims di hari Kamis. Data lain yang ditunggu adalah ISM manufacturing and services sector serta ISM factory index yang akan dirilis pada Senin dan Rabu.
Kemudian diikuti pula dengan rilis factory orders Kamis dan consumer sentiment dari University of Michigan pada penghujung pekan atau pada hari Jumat.
(rna)