Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
CT: Kebijakan BI jangan sampai overdosis
CT: Kebijakan BI jangan sampai overdosis
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung berharap kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dalam menghadapi gejolak perekonomian menggunakan dosis yang tepat dan jangan sampai kelebihan dosis.
"Antisipasi BI dengan menaikkan suku bunga dan stabilisasi sektor keuangan untuk baik jangka pendek tetapi kalau salah dosis akan buruk," ujar Chairul saat membuka seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2014 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dia mengatakan, situasi perekonomian saat ini sudah mulai berubah. Di mana negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang mulai mengalami perbaikan ekonomi.
Namun, di sisi lain malah mengakibatkan goncangan ekonomi di negara-negara berkembang. "Bahkan di kuartal pertama tingkat pengangguran AS akan di bawah 7 persen," ujar CT, sapaan akrab Chairul Tanjung.
Hal ini, lanjut dia, akan membuat negara seperti Indonesia mengalami perlambatan dikarenakan penarikan dana likuiditas yang dilakukan oleh Bank Sentral AS (The Fed).
"Pertumbuhan yang melambat juga akan mengubah struktur ekspor kita karan penurunan demand dari negara-negara seperti China dan juga India," pungkasnya.
"Antisipasi BI dengan menaikkan suku bunga dan stabilisasi sektor keuangan untuk baik jangka pendek tetapi kalau salah dosis akan buruk," ujar Chairul saat membuka seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2014 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dia mengatakan, situasi perekonomian saat ini sudah mulai berubah. Di mana negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang mulai mengalami perbaikan ekonomi.
Namun, di sisi lain malah mengakibatkan goncangan ekonomi di negara-negara berkembang. "Bahkan di kuartal pertama tingkat pengangguran AS akan di bawah 7 persen," ujar CT, sapaan akrab Chairul Tanjung.
Hal ini, lanjut dia, akan membuat negara seperti Indonesia mengalami perlambatan dikarenakan penarikan dana likuiditas yang dilakukan oleh Bank Sentral AS (The Fed).
"Pertumbuhan yang melambat juga akan mengubah struktur ekspor kita karan penurunan demand dari negara-negara seperti China dan juga India," pungkasnya.
(izz)
Explore More