Gudeg turut jadi pemicu inflasi di Yogyakarta
A
A
A
Sindonews.com - Kota Yogyakarta pada November 2013 mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Inflasi Kota Yogyakarta lebih besar dari inflasi nasional sebesar 0,12 persen.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi di antaranya tarif listrik yang naik 3,98 persen dan gudeg yang naik 7,41 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Wien Kusdiatmono mengatakan, kenaikan harga komoditas terjadi karena pada Oktober pemerintah menaikkan harga tarif dasar listrik (TDL). "Kenaikan TDL mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap inflasi," katanya, Selasa (3/12/2013).
Dia mengatakan, kenaikan TDL otomatis akan menambah biaya produksi dari barang dan jasa, akibatnya harga barang/jasa di level konsumen juga naik.
Wien menambahkan, naiknya TDL memberi andil inflasi 0,11 persen dan kenaikan harga gudeg memberi andil 0,08 persen. Bawang merah yang naik 16,60 persen juga memberi andil inflasi 0,07 persen.
Namun secara umum, kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,31 persen, begitu pula kelompok sandang turun 0,21 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,61 persen.
Empat kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang naik 0,98 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,49 persen, kelompok kesehatan naik 0,41 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,02 persen.
Sedangkan kelompok komoditas yang mengalami penurunan harga sekaligus menahan laju inflasi di Kota Gudeg ini antara lain angkutan udara dan daging ayam ras, yang memberikan andil -0,09 persen setelah masing-masing turun 7,58 persen dan 6,57 persen.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi di antaranya tarif listrik yang naik 3,98 persen dan gudeg yang naik 7,41 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Wien Kusdiatmono mengatakan, kenaikan harga komoditas terjadi karena pada Oktober pemerintah menaikkan harga tarif dasar listrik (TDL). "Kenaikan TDL mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap inflasi," katanya, Selasa (3/12/2013).
Dia mengatakan, kenaikan TDL otomatis akan menambah biaya produksi dari barang dan jasa, akibatnya harga barang/jasa di level konsumen juga naik.
Wien menambahkan, naiknya TDL memberi andil inflasi 0,11 persen dan kenaikan harga gudeg memberi andil 0,08 persen. Bawang merah yang naik 16,60 persen juga memberi andil inflasi 0,07 persen.
Namun secara umum, kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,31 persen, begitu pula kelompok sandang turun 0,21 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,61 persen.
Empat kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang naik 0,98 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,49 persen, kelompok kesehatan naik 0,41 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,02 persen.
Sedangkan kelompok komoditas yang mengalami penurunan harga sekaligus menahan laju inflasi di Kota Gudeg ini antara lain angkutan udara dan daging ayam ras, yang memberikan andil -0,09 persen setelah masing-masing turun 7,58 persen dan 6,57 persen.
(gpr)