BI: Surplus neraca perdagangan bikin rupiah positif
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengaku tidak menyangka neraca perdagangan pada Oktober yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) surplus sebesar USD42,4 juta di tengah kekhawatiran defisit neraca perdagangan.
Menurut Agus, menguatnya nilai tukar rupiah dikarenakan surplus neraca perdagangan tersebut merupakan sinyal bahwa perekonomian Indonesia akan mengalami perbaikan.
"Kemarin dari pengumuman BPS trade balance yang positif memberikan sinyal ekonomi indonesia akan ada perbaikan, ditandai dengan menguatnya rupiah," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Agus mengatakan, surplus USD42,4 juta yang muncul setelah beberapa bulan mengalami defisit merupakan hasil dari komitmen bersama BI, Pemerintah (Pusat dan Daerah), serta pelaku usaha memperbaiki neraca perdagangan.
"Di luar negeri kondisinya masih sama. Tetapi dari dalam negeri sebelumnya ada permintaan dolar yang tinggi. Kalau terjadi penguatan (rupiah) merupakan respon yang baik dari (surplus) neraca perdagangan," jelas Agus.
Agus pun percaya diri bahwa tren angka inflasi yang semakin rendah pada November akan berlanjut hingga akhir tahun, walaupun diperkirakan masih di bawah 0,7 persen. Sehingga inflasi 2013 akan berada di bawah 9 persen.
"Diharapkan koordinasi BI dan pemerintah akan lebih baik lagi untuk mengimplementasikan kebijakan lainnya. Sehingga kestabilan ekonomi terjaga lebih baik lagi," pungkas Agus.
Menurut Agus, menguatnya nilai tukar rupiah dikarenakan surplus neraca perdagangan tersebut merupakan sinyal bahwa perekonomian Indonesia akan mengalami perbaikan.
"Kemarin dari pengumuman BPS trade balance yang positif memberikan sinyal ekonomi indonesia akan ada perbaikan, ditandai dengan menguatnya rupiah," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Agus mengatakan, surplus USD42,4 juta yang muncul setelah beberapa bulan mengalami defisit merupakan hasil dari komitmen bersama BI, Pemerintah (Pusat dan Daerah), serta pelaku usaha memperbaiki neraca perdagangan.
"Di luar negeri kondisinya masih sama. Tetapi dari dalam negeri sebelumnya ada permintaan dolar yang tinggi. Kalau terjadi penguatan (rupiah) merupakan respon yang baik dari (surplus) neraca perdagangan," jelas Agus.
Agus pun percaya diri bahwa tren angka inflasi yang semakin rendah pada November akan berlanjut hingga akhir tahun, walaupun diperkirakan masih di bawah 0,7 persen. Sehingga inflasi 2013 akan berada di bawah 9 persen.
"Diharapkan koordinasi BI dan pemerintah akan lebih baik lagi untuk mengimplementasikan kebijakan lainnya. Sehingga kestabilan ekonomi terjaga lebih baik lagi," pungkas Agus.
(izz)