IHSG akan melemah dipicu kombinasi sentimen negatif
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan hari ini diproyeksikan akan melemah di tengah kombinasi tekanan sentimen negatif yang berhembus atas kembali jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan merebaknya spekulasi percepatan tapering off Amerika.
"Sekali lagi saya memperkirakan nampaknya IHSG kembali berpotensi turun dalam perdagangan Rabu ini merujuk kejatuhan Dow Jones serta USD yang kembali menguat atas rupiah sebesar Rp120 (1,02 persen)," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Rabu (4/12/2013).
Sentimen negatif itu semakin lengkap dengan adanya data kenaikan tajam harga minyak Nymex sebesar 3,27 persen ditutup di harga USD96,89 yang tentunya berpotensi menambah defisit current account Indonesia dari sisi naiknya impor bahan bakar.
Belum cukup dengan itu, secara teknikal IHSG menunjukkan tren pelemahan yang membuat IHSG sulit mengindar dari hantaman yang memaksanya untuk bergerak di lajur merah.
"Rentang IHSG 4.241-4.443. Pola bearish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal," kata Edwin.
Dari Amerika Serikat, tampak market dihantui kekhawatiran berkembangnya spekulasi The Fed akan mempercepat dilakukannya tapering off di bulan Desember ini merujuk kuatnya pertumbuhan data manufacturing dan construction spending yang dirilis Senin serta data nonfarm payroll dan unemplyment rate yang akan dirilis Jumat pekan ini. Jika membaik dikhawatirkan berpotensi juga mengubah pandangan The Fed untuk mempercepat tapering off.
Kombinasi kekhawatiran percepatan tapering off tersebut semakin lengkap dengan hadirnya sinyal akan lemahnya holiday shopping season yang diperkirakan turun 4 persen dibandingkan tahun lalu, menjadi faktor Dow Jones kembali turun dihari ke-3 sebesar 94,15 poin (0,59 persen) ditutup di level 15.914,62 disertai naiknya The Vix sebesar 2,25 persen yang ditutup di level 14,55.
"Sekali lagi saya memperkirakan nampaknya IHSG kembali berpotensi turun dalam perdagangan Rabu ini merujuk kejatuhan Dow Jones serta USD yang kembali menguat atas rupiah sebesar Rp120 (1,02 persen)," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Rabu (4/12/2013).
Sentimen negatif itu semakin lengkap dengan adanya data kenaikan tajam harga minyak Nymex sebesar 3,27 persen ditutup di harga USD96,89 yang tentunya berpotensi menambah defisit current account Indonesia dari sisi naiknya impor bahan bakar.
Belum cukup dengan itu, secara teknikal IHSG menunjukkan tren pelemahan yang membuat IHSG sulit mengindar dari hantaman yang memaksanya untuk bergerak di lajur merah.
"Rentang IHSG 4.241-4.443. Pola bearish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal," kata Edwin.
Dari Amerika Serikat, tampak market dihantui kekhawatiran berkembangnya spekulasi The Fed akan mempercepat dilakukannya tapering off di bulan Desember ini merujuk kuatnya pertumbuhan data manufacturing dan construction spending yang dirilis Senin serta data nonfarm payroll dan unemplyment rate yang akan dirilis Jumat pekan ini. Jika membaik dikhawatirkan berpotensi juga mengubah pandangan The Fed untuk mempercepat tapering off.
Kombinasi kekhawatiran percepatan tapering off tersebut semakin lengkap dengan hadirnya sinyal akan lemahnya holiday shopping season yang diperkirakan turun 4 persen dibandingkan tahun lalu, menjadi faktor Dow Jones kembali turun dihari ke-3 sebesar 94,15 poin (0,59 persen) ditutup di level 15.914,62 disertai naiknya The Vix sebesar 2,25 persen yang ditutup di level 14,55.
(rna)