Rupiah anjlok, pemerintah diminta atur kebijakan impor
A
A
A
Sindonews.com - Merosotnya nilai rupiah belakangan ini disebabkan dua hal, yaitu tapering off yang diterapkan bank federal AS dan defisit neraca berjalan Indonesia yang bertambah selama 27 bulan terakhir.
Dengan adanya tapering off berakibat pada menipisnya stok dolar AS di pasaran. Situasi ini menyebabkan permintaan dolar meningkat menjelang masa pembayaran akhir tahun bagi perusahaan-perusahaan.
"Indonesia kelebihan impor, pemerintah harus jeli mengatur keuangan negara, kalau tidak pemerintah akan merosot bersama rupiah," kata pengamat perbankan Jeffry Wurangian di Depok, Kamis (5/12/2013).
Dikatakan dia, mendekati akhir tahun permintaan terhadap dolar mengalami peningkatan. Situasi ini menciptakan sentimen negatif bagi aset-aset Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus melakukan proteksi pada komoditas dalam negeri. "Masa Indonesia harus impor garam?” tambah mantan Dirut Bank SULUT ini.
Selain faktor eksternal tersebut, neraca perdagangan berjalan Indonesia menjadi faktor internal yang mempengaruhi nilai rupiah sekarang ini. Defisitnya neraca Indonesia disebabkan oleh kegiatan ekspor yang menurun.
Di sisi lain, Indonesia banyak melakukan impor terutama BBM. Keadaan ini diperparah dengan menurunnya cadangan devisa yang hanya tinggal Rp90 miliar. "Untuk itu, pemerintah mampu mengatur kembali kebijakan impor," pungkasnya.
Dengan adanya tapering off berakibat pada menipisnya stok dolar AS di pasaran. Situasi ini menyebabkan permintaan dolar meningkat menjelang masa pembayaran akhir tahun bagi perusahaan-perusahaan.
"Indonesia kelebihan impor, pemerintah harus jeli mengatur keuangan negara, kalau tidak pemerintah akan merosot bersama rupiah," kata pengamat perbankan Jeffry Wurangian di Depok, Kamis (5/12/2013).
Dikatakan dia, mendekati akhir tahun permintaan terhadap dolar mengalami peningkatan. Situasi ini menciptakan sentimen negatif bagi aset-aset Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus melakukan proteksi pada komoditas dalam negeri. "Masa Indonesia harus impor garam?” tambah mantan Dirut Bank SULUT ini.
Selain faktor eksternal tersebut, neraca perdagangan berjalan Indonesia menjadi faktor internal yang mempengaruhi nilai rupiah sekarang ini. Defisitnya neraca Indonesia disebabkan oleh kegiatan ekspor yang menurun.
Di sisi lain, Indonesia banyak melakukan impor terutama BBM. Keadaan ini diperparah dengan menurunnya cadangan devisa yang hanya tinggal Rp90 miliar. "Untuk itu, pemerintah mampu mengatur kembali kebijakan impor," pungkasnya.
(gpr)