ECB pertahankan suku bunga 0,25%
A
A
A
Sindonews.com - Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mempertahankan suku bunga utama di rekor terendah 0,25 persen, seperti yang diperkirakan banyak analis, sebagai upaya meningkatkan ekonomi Zona Euro.
Keputusan itu menyusul langkah mengejutkan ECB memotong "refi" refinancing rate sebesar seperempat poin pada bulan lalu untuk melawan ancaman deflasi, lingkaran setan penurunan harga yang menjadi racun bagi perekonomian.
Namun, bahaya terjun ke dalam gelombang deflasi telah berkurang setelah tingkat inflasi Zona Euro kembali bangkit ke angka 0,9 persen pada November 2013, setelah penurunan tajam 0,7 persen di bulan sebelumnya.
"Tidak mengherankan ECB memilih menahan tingkat refi sebesar 0,25 persen hari ini. Namun, bank tetap di bawah tekanan untuk berbuat lebih banyak dalam mendukung pemulihan yang rapuh di Zona Euro," kata Ben Mei, analis Capital Economics, seperti dilansir dari AFP, Kamis (5/12/2013).
Presiden ECB Mario Draghi dalam konferensi pers pukul 13.30 GMT, menyatakan, bank sentral belum kehabisan amunisi kebijakan dan siap mengambil tindakan lebih lanjut.
Analis kini menunggu perbaruan proyeksi makroekonomi terkait pertumbuhan dan inflasi di 17 negara mata uang tunggal euro pada 2013-2014 dan dalam perkiraan jangka panjang 2015.
Langkah lain yang bisa dilakukan ECB di masa mendatang adalah memompa lebih banyak likuiditas ke dalam sistem keuangan, seperti yang terjadi pada akhir 2011 dan awal 2012, menggunakan program operasi refinancing jangka panjang (LTROs).
"Mengingat hal ini, kita pasti tidak akan terkejut jika Presiden (ECB) Draghi mengumumkan operasi refinancing jangka panjang tambahan hari ini," ujarnya.
Seperti diketahui, deflasi menyebabkan lingkaran setan penurunan harga dan permintaan, serta meningkatkan pengangguran. Sebab itu, tujuan utama bank memastikan stabilitas harga dan menjaga inflasi dekat di bawah 2,0 persen.
Keputusan itu menyusul langkah mengejutkan ECB memotong "refi" refinancing rate sebesar seperempat poin pada bulan lalu untuk melawan ancaman deflasi, lingkaran setan penurunan harga yang menjadi racun bagi perekonomian.
Namun, bahaya terjun ke dalam gelombang deflasi telah berkurang setelah tingkat inflasi Zona Euro kembali bangkit ke angka 0,9 persen pada November 2013, setelah penurunan tajam 0,7 persen di bulan sebelumnya.
"Tidak mengherankan ECB memilih menahan tingkat refi sebesar 0,25 persen hari ini. Namun, bank tetap di bawah tekanan untuk berbuat lebih banyak dalam mendukung pemulihan yang rapuh di Zona Euro," kata Ben Mei, analis Capital Economics, seperti dilansir dari AFP, Kamis (5/12/2013).
Presiden ECB Mario Draghi dalam konferensi pers pukul 13.30 GMT, menyatakan, bank sentral belum kehabisan amunisi kebijakan dan siap mengambil tindakan lebih lanjut.
Analis kini menunggu perbaruan proyeksi makroekonomi terkait pertumbuhan dan inflasi di 17 negara mata uang tunggal euro pada 2013-2014 dan dalam perkiraan jangka panjang 2015.
Langkah lain yang bisa dilakukan ECB di masa mendatang adalah memompa lebih banyak likuiditas ke dalam sistem keuangan, seperti yang terjadi pada akhir 2011 dan awal 2012, menggunakan program operasi refinancing jangka panjang (LTROs).
"Mengingat hal ini, kita pasti tidak akan terkejut jika Presiden (ECB) Draghi mengumumkan operasi refinancing jangka panjang tambahan hari ini," ujarnya.
Seperti diketahui, deflasi menyebabkan lingkaran setan penurunan harga dan permintaan, serta meningkatkan pengangguran. Sebab itu, tujuan utama bank memastikan stabilitas harga dan menjaga inflasi dekat di bawah 2,0 persen.
(dmd)