DEN: Kebijakan energi di Indonesia wajib dirombak
A
A
A
Sindonews.com - Untuk mencapai target ketahanan energi, kebijakan energi di Indonesia wajib dirombak. Karena kebijakan energi nasional yang berlaku saat ini dinilai sangat tidak cerdas untuk terus dijalankan.
"Kebijakan energi nasional selama ini sangat tidak cerdas. Bagaimana bisa sumber energi fosil kita terus digunakan dan dijual tanpa adanya penambahan nilai terlebih dahulu. Hal ini berarti sumber daya energi kita hanya dijadikan komoditi yang berujung eksploitasi," ujar Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Tumiran, Jumat (6/12/2013).
Ditemui di sela seminar 'Green Energy Technology' di UC UGM, Yogyakarta, Tumiran menuturkan, tanpa dilakukanya perombakan kebijakan energi, maka Indonesia hanya akan selalu menjadi pasar dan negara lain yang mengambil keuntungan dari sumber daya energi Indonesia.
Menurutnya, saat ini DEN sedang menyusun Kebijakan Energi Nasional (KEN), agar kebijakan energi nasional bisa lebih cerdas di masa mendatang.
"Nantinya KEN ini digunakan sebagai acuan pemanfaatan sumber daya energi di daerah-daerah. Artinya, pemanfaatan sumber energi di daerah harus diselaraskan dengan perencanaan nasional," jelasnya.
Dia juga mengakui, bahwa pemanfaatan sumber energi di daerah selama ini sangat tidak tertata. Menurutnya, hal tersebut akibat buruknya aturan otonomi daerah. Indonesia juga wajib mencapai kemandirian energi.
"Untuk memenuhinya, kita harus penuhi aspek teknologi. Tanpa menguasai teknologi, jangan harap negara ini unggul. Selamanya kita akan menjadi pasar bagi negara lain," imbuhnya.
Sementara, Asisten Deputi Iptek Masyarakat Kemenristek Sediyatmo mengatakan, kondisi yang terjadi selama ini mendorong masyarakat untuk berinovasi, termasuk di bidang green energy. Namun hal itu hanya sebatas pengembangan teknologi.
"Pengembangan teknologi memang jadi kewenangan kami. Namun untuk dikembangkan masuk dalam ranah industri, sudah bukan lagi menjadi urusan kemenristek," paparnya.
Guna mendorong pengembangan teknologi, Sediyatmo mengemukakan, baru-baru ini telah mengirimkan delapan orang ke Jerman untuk belajar tentang energi baru dan terbarukan, termasuk tentang green energy. "Saat ini kami juga memiliki enam belas bidang unggulan di bidang pengembangan teknologi energi terbarukan," pungkasnya.
"Kebijakan energi nasional selama ini sangat tidak cerdas. Bagaimana bisa sumber energi fosil kita terus digunakan dan dijual tanpa adanya penambahan nilai terlebih dahulu. Hal ini berarti sumber daya energi kita hanya dijadikan komoditi yang berujung eksploitasi," ujar Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Tumiran, Jumat (6/12/2013).
Ditemui di sela seminar 'Green Energy Technology' di UC UGM, Yogyakarta, Tumiran menuturkan, tanpa dilakukanya perombakan kebijakan energi, maka Indonesia hanya akan selalu menjadi pasar dan negara lain yang mengambil keuntungan dari sumber daya energi Indonesia.
Menurutnya, saat ini DEN sedang menyusun Kebijakan Energi Nasional (KEN), agar kebijakan energi nasional bisa lebih cerdas di masa mendatang.
"Nantinya KEN ini digunakan sebagai acuan pemanfaatan sumber daya energi di daerah-daerah. Artinya, pemanfaatan sumber energi di daerah harus diselaraskan dengan perencanaan nasional," jelasnya.
Dia juga mengakui, bahwa pemanfaatan sumber energi di daerah selama ini sangat tidak tertata. Menurutnya, hal tersebut akibat buruknya aturan otonomi daerah. Indonesia juga wajib mencapai kemandirian energi.
"Untuk memenuhinya, kita harus penuhi aspek teknologi. Tanpa menguasai teknologi, jangan harap negara ini unggul. Selamanya kita akan menjadi pasar bagi negara lain," imbuhnya.
Sementara, Asisten Deputi Iptek Masyarakat Kemenristek Sediyatmo mengatakan, kondisi yang terjadi selama ini mendorong masyarakat untuk berinovasi, termasuk di bidang green energy. Namun hal itu hanya sebatas pengembangan teknologi.
"Pengembangan teknologi memang jadi kewenangan kami. Namun untuk dikembangkan masuk dalam ranah industri, sudah bukan lagi menjadi urusan kemenristek," paparnya.
Guna mendorong pengembangan teknologi, Sediyatmo mengemukakan, baru-baru ini telah mengirimkan delapan orang ke Jerman untuk belajar tentang energi baru dan terbarukan, termasuk tentang green energy. "Saat ini kami juga memiliki enam belas bidang unggulan di bidang pengembangan teknologi energi terbarukan," pungkasnya.
(izz)