RI optimis terhindar dari middle income trap

Kamis, 12 Desember 2013 - 18:59 WIB
RI optimis terhindar dari middle income trap
RI optimis terhindar dari middle income trap
A A A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri menyatakan optimis bahwa Indonesia mampu keluar dari middle income trap, yakni suatu kondisi di mana kelompok negara berpendapatan menengah sulit naik ke negara berpendapatan tinggi dalam jangka waktu lama.

Dia mengakui, ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global dewasa ini, bisa berimplikasi bagi negara-negara berkembang yang menghadapi peningkatan potensi risiko untuk masuk ke dalam perangkap negara kelas menengah (middle income trap).

Fenomena tersebut banyak dijumpai di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia. "Saat ini Indonesia belum tergolong pada negara yang masuk ke dalam jebakan kelas menengah," katanya dalam Seminar Internasional mengenai Middle Income Trap yang diselenggarakan tripartit Kemenkeu, Keuangan, Bappenas, dan Bank Indonesia di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/12/2013).

Jika merujuk pada standar internasional, maka durasi waktu suatu negara bisa dikatakan terperangkap dalam jebakan kelas menengah adalah sekitar 42 tahun.

Chatib menyebutkan, Indonesia pada saat ini berada dalam status sebagai negara kelas menengah dengan pendapatan per kapita sekitar USD5.170 (standar harga internasional PPP 1990).

Indonesia telah masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah pada awal 1990-an. Dengan demikian, peluang terhindar dari middle income trap masih cukup besar. Indonesia berpotensi sangat besar untuk naik kelas ke kelompok negara berpendapatan tinggi.

Hal ini didasarkan pada beberapa faktor seperti potensi ekonomi yang sangat besar baik berupa kekayaan alam maupun jumlah penduduk yang besar mencapai 250 juta orang. Bahkan, secara demograsi struktur penduduk di Indonesia didominasi kelompok produktif yang sangat menguntungkan perekonomian nasional dan fenomena ini dikenal sebagai bonus demografi.

Selain itu, kata Chatib, kinerja ekonomi makro kita cukup baik. Namun, tidak mudah memang untuk melakukan lompatan dari kelompok kelas menengah kepada kelompok berpenghasilan tinggi.

Dia menuturkan, ada beberapa tantangan dihadapi Indonesia untuk bisa melakukan lompatan menjadi negara berpenghasilan tinggi. Secara eksternal beberapa tantangan tersebut adalah ketidakpastian global dan tingginya volatilitas harga minyak.

Sementara, dari sisi domestik, kata dia, beberapa tantangan yang dihadapi adalah perlambatan produktivitas ekonomi, tren penurunan produksi minyak. Selain itu, masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran serta adanya peningkatan inequality.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7564 seconds (0.1#10.140)